Fahri: Novanto Masih Punya Kecenderungan Mengantuk yang Tinggi Sekali

Jumat, 13 Oktober 2017 | 10:39 WIB

Ketua Umum DPP Partai Golkar Setya Novanto mengadakan rapat dengan jajaran Dewan Pakar Partai Golkar di Kantor DPP Partai Golkar, di Jalan Anggrek Neli Murni, Jakarta Barat, Jumat (21/7/2017). Pertemuan ini digelar atas permintaan DPP Golkar untuk membahas status Setya Novanto yang menjadi tersangka korupsi proyek pengadaan kartu tanda penduduk elektronik (E-KTP).KOMPAS.com/GARRY ANDREW LOTULUNG Ketua Umum DPP Partai Golkar Setya Novanto mengadakan rapat dengan jajaran Dewan Pakar Partai Golkar di Kantor DPP Partai Golkar, di Jalan Anggrek Neli Murni, Jakarta Barat, Jumat (21/7/2017). Pertemuan ini digelar atas permintaan DPP Golkar untuk membahas status Setya Novanto yang menjadi tersangka korupsi proyek pengadaan kartu tanda penduduk elektronik (E-KTP).

JAKARTA, KOMPAS.com - Pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI melaksanakan rapat pimpinan, Kamis (12/10/2017) sore. Ketua DPR RI Setya Novanto turut hadir saat itu.

Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah menuturkan, saat rapat Novanto menyampaikan bahwa dirinya sudah cukup sehat.

Namun, Fahri melihat Novanto perlu memeriksakan kesehatannya.

"Karena saya lihat dia masih punya kecenderungan untuk mengantuk yang tinggi sekali. Yang saya bayangkan, itu mungkin datang dari satu penyakit yang harus diobati secara tuntas," ujar Fahri di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis malam.

(baca: Setya Novanto: Saya Sehat, Habis Istirahat Alhamdulillah...)

Meski begitu, Fahri melihat kondisi Novanto sudah cukup segar seperti sebelum diberitakan mengalami sakit.

Fahti menyayangkan situasi seolah kepemimpinan DPR terganggu dengan proses hukum yang menimpa Novanto.

Ia kemudian menguatkan Novanto agar tetap mantap. Sama seperti ketika Ketua Umum Partai Golkar itu memimpin partai.

"Karena itu lah obrolan kami sebagai pemimpin yang kolektif kolegial itu betul-betul terbuka dan ingin kompak. Karena kami ingin menjaga kelangsungan tugas dari DPR ini juga sampai saat-saat akhir secara kolektif kolegial, solid dan meyakinkan," tuturnya.

(baca: Kembalinya Setya Novanto sebagai Nahkoda Partai Golkar...)

Adapun rapim di antaranya membahas soal surat-surat yang masuk hingga rapat konsultasi dengan Presiden Joko Widodo berkaitan pengesahan APBN yang akan dibawa di rapat paripurna pada 26 Oktober 2017.

"Ada beberapa hal terkait APBN kita ini yang harus dibicarakan dengan Presiden dalam rangka memperlancar pembahasan menuju paripurna pengesahan UU APBN," kata mantan Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu.

Novanto sebelumnya sempat absen sekitar satu bulan karena dirawat di Rumah Sakit.

Novanto disebut menderita sejumlah penyakit seperti vertigo, penurunan fungsi ginjal, masalah keseimbangan, hingga jantung.

Kompas TV Ini merupakat rapat pleno pertama yang dipimpin Setya Novanto pasca keluar dari rumah sakit.




Penulis : Nabilla Tashandra
Editor : Sandro Gatra