Kaleidoskop 2016: Teroris Masih Mengancam, dari Sarinah hingga Istana - Kompas.com
Minggu, 5 Mei 2024

Kaleidoskop 2016

Kaleidoskop 2016

Simak rangkuman peristiwa, informasi, dan ulasan topik hangat yang terjadi selama tahun 2016..

Kaleidoskop 2016: Teroris Masih Mengancam, dari Sarinah hingga Istana

Senin, 26 Desember 2016 | 11:38 WIB
AP / VERI SANOVRI Foto ini dirilis oleh agensi berita China Xinhua, seorang pria tak dikenal dengan senjata, terduga pelaku, terlihat setelah ledakan menghantam kawasan Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, 14 Januari 2016. Serangkaian ledakan menewaskan sejumlah orang, terjadi baku tembak antara polisi dan beberapa orang yang diduga pelaku.

6. Penyusup dalam aksi 4 November

Sebanyak sembilan orang ditangkap lantaran diduga kuat memanfaatkan momentum ricuh pada aksi 4 November 2016 lalu untuk melakukan aksi teror.

Kesembilan orang tersebut yakni Saulihun alias Abu Musaibah, Alwandi alias Aseng, Reno Suharsono, Dimas Adi Syahputra, Wahyu Widada, Ibnu Aji Maulana, Fuad alias Abu Ibrohim, Zubair, dan Agus Setiawan.

KOMPAS.com/SRI LESTARI Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian.
Kapolri beberapa kali menyebutkan bahwa ada kelompok yang "menunggangi" aksi unjuk rasa, jauh dari tujuan utamanya untuk menuntut proses hukum. Aksi tersebut tak lagi sebagai ajang berdemokrasi, tapi bergeser ke upaya makar.

Mereka diyakini punya tujuan untuk membentuk satu negara baru berlandaskan agama seperti yang akan dilakukan kelompok ISIS di Irak dan Suriah. Mereka juga merekrut sejumlah orang untuk dibawa ke sana.

Menurut Boy Rafli, kelompok yang terafiliasi dengan ISIS sesungguhnya punya hasrat dari segi politik. Dasar mereka kuat untuk membentuk negara Islam.

Salah satu sasaran mereka yakni gedung DPR yang dianggap sebagai simbol demokrasi. Bahkan, kelompok tersebut berencana mengibarkan bendera ISIS di gedung DPR.

Begitu melihat aksi unjuk rasa tersebut berujung ricuh, mereka berpencar ke arah Istana Negara, gedung DPR, dan Penjaringan.

(Baca: Teroris "Penunggang" Aksi 4 November Terbagi Dua Kelompok)

Di tempat-tempat tersebut banyak berkumpul massa dan dijaga oleh aparat yang menjadi target mereka. Mereka memanfaatkan bentrok massa dengan petugas untuk menciptakan kekacauan.

7. Rencana peledakan di Gedung DPR, Mabes Polri, hingga Istana Negara

Pelaki berinisial RPW punya pengetahuan luas untuk meracik bahan kimia, berbekal dari pendidikannya sebagai sarjana pertanian. Namun, ia menyalahgunaan kelebihannya untuk melakukan aksi jahat.

Ia mendirikan laboratorium kecil di rumahnya untuk meracik bom dari bahan-bahan kimia yang sederhana.

RPW tak sendiri. Ia didukung bantuan beberapa pelaku lain yang perannya beragam, mulai dari membantu meracik bom hingga penyandang dana. Mereka tergabung dalam kelompok Jamaah Ansharut Daulah yang berbaiat kepada ISIS. Kelompok itu dipimpin oleh Bahrun Naim.

Page:

Ikuti perkembangan berita ini dalam topik:

Penulis: Ambaranie Nadia Kemala Movanita
Editor : Bayu Galih