Warga Sebut Suhu di Nganjuk Terasa Lebih Dingin, Begini Penjelasan BMKG

Selasa, 6 Juli 2021 | 16:20 WIB

Warga melintas di depan Kantor Stasiun Geofisika Kelas III BMKG Sawahan-NganjukKOMPAS.COM/USMAN HADI Warga melintas di depan Kantor Stasiun Geofisika Kelas III BMKG Sawahan-Nganjuk

NGANJUK, KOMPAS.com – Suhu udara di wilayah Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, terasa lebih dingin dibanding hari-hari biasanya. Suhu dingin tersebut terutama terasa di malam hari.

Salah seorang warga Kertosono, Inna Dewi membenarkan wilayah Nganjuk terasa lebih dingin dua hari ini. Bahkan, ia kadang sampai menggigil terutama saat dini hari.

“Kalau pas dingin aku menggigil banget, terutama kalau malam. Suhu dingin ini sudah terasa sejak dua hari yang lalu,” kata Dewi kepada Kompas.com, Selasa (6/7/2021).

“Yang paling kerasa dingin itu jam 00.00 WIB ke atas, dini hari,” lanjut dia.

Hawa dingin tersebut, kata Dewi hanya berlangsung malam hari. Sementara saat siang hari, suhu di wilayah Nganjuk terasa lebih hangat, tak panas seperti sebelumnya.

Baca juga: 100 Warga di Satu Desa Positif Covid-19, Satgas: Transmisi Lokal, Sebelumnya Ada Acara Kedukaan

“Pas siang nggak dingin banget, tapi juga nggak panas banget,” jelasnya.

Warga Tanjunganom, Lanang menambahkan, ia merasakan wilayah Nganjuk terasa lebih dingin mulai seminggu lalu.

“Seminggu ini terasa dingin,” tuturnya.

Kepala Stasiun Geofisika Kelas III Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Sawahan-Nganjuk Mohammad Chudori memberikan penjelasan mengenai fenomena ini.

Menurutnya, suhu yang terasa lebih dingin akhir-akhir ini tak hanya terjadi di Nganjuk, tetapi juga di wilayah Jawa Timur lainnya. Penyebabnya angin muson timur.

“Ini sebenarnya sudah masuk musim kemarau. Terus anginnya itu kalau musim kemarau betiup dari timur melewati Benua Australia,” jelas Chudori kepada Kompas.com.


 

“Benua Australia itu sifat anginnya kering dan dingin. Itu yang menyebabkan di daerah Jawa Timur dan sekitarnya mengalami dingin, kalau malam terutama,” jelas dia.

Selain angin muson timur, lanjut Chudori, faktor topografi juga bisa mempengaruhi suhu suatu wilayah.

Misalnya di Kecamatan Sawahan, karena topografinya lebih tinggi dari daerah lain di Nganjuk menyebabkan wilayah tersebut terasa lebih dingin dibanding dataran rendah.

“Tapi ini (suhu dingin di Nganjuk) secara umum disebabkan angin embusan yang sifatnya kering dan dingin memang, kalau musim kemarau gitu,” papar Chudori.

Baca juga: Terpapar Covid-19, Ketua IDI Nganjuk Dirujuk ke RSUD Soetomo Surabaya

Sementara berdasarkan pendataan BMKG, termometer suhu minimum di wilayah Nganjuk rata-rata tercatat antara 18-19 derajat celsius.

“Suhu rata-rata minimal tercatat di Kantor (BMKG) Sawahan antara 18 sampai dengan 19 derajat celsius di malam hari,” sebut Chudori.

Chudori memprediksi suhu yang terasa lebih dingin ini akan berlangsung selama kemarau. Adapun puncak kemarau diprediksi akan terjadi sekitar Agustus.


Penulis : Kontributor Nganjuk, Usman Hadi
Editor : Dheri Agriesta