Tolak Denuklirisasi, Korut Tawarkan Izin Kedai Hamburger di Pyongyang

Rabu, 30 Mei 2018 | 13:55 WIB

Ilustrasi hamburgerMilkos Ilustrasi hamburger

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Korea Utara kemungkinan besar tidak akan menghancurkan nuklir mereka tetapi bersedia membuka jaringan kedai makanan cepat saji ala Amerika di Pyongyang.

Menurut sebuah laporan kepada Presiden AS Donald Trump, Selasa (29/5/2018), langkah ini diambil sebagai perwujudan itikad baik negeri itu.

Kesimpulan itu diperoleh dari hasil laporan CIA yang disampaikan tiga pejabat pemerintah AS kepada stasiun televisi NBC News.

Intinya, laporan itu menyimpulkan rezim Kim Jong Un tidak siap untuk kehilangan arsenal nuklirnya. Hal ini berkebalikan dengan klaim yang disampaikan Presiden Trump.

Baca juga: Denuklirisasi Korea Utara Bakal Memakan Waktu 10 Tahun

"Semua orang tahu mereka tidak akan melakukan denuklirisasi," ujar salah seorang pejabat itu.

Namun, masih menurut laporan itu, rezim Kim Jong Un menawarkan sejumlah konsesi termasuk membuka sebuah kedai waralaba hamburger di Pyongyang.

Tawaran aneh ini menunjukkan Kim ingin menyampaikan sebuah pesan baik kepada Trump yang diketahui amat menyukai makanan cepat saji.

Dalam kampanye pemilihan presiden pada Juni 2016 di Atlanta, Trump mengatakan, dia ingin membicarakan masalah nuklir Korea Utara sambil menyantap hamburger dan kentang goreng.

"Kami akan menyantap hamburger di meja perundingan, dan kami akan mendapatkan kesepakatan yang lebih baik dengan China dan negara lain," ujar Trump kala itu.

Denuklirisasi ini menjadi salah satu topik yang akan dibicarakan dalam pertemuan Donald Trump dan Kim Jong Un yang direncanakan pada 12 Juni mendatang di Singapura.

Trump sempat membatalkan rencana pertemuan itu tetapi sehari setelahnya, dia kembali menyatakan pertemuan dengan Kim Jong Un masih sangat memungkinkan untuk digelar.

Baca juga: PBB Desak AS dan Korea Utara Tetap Lanjutkan Dialog Denuklirisasi

Bahkan, Gedung Putih menyebut Menlu Mike Pompeo akan bertemu pejabat senior Korea Utara, Kim Yong Chol di New York akhir pekan ini.

Meski detil pembicaraan Pompeo dan Yong Chol belum diketahui tetapi nampaknya terkait persiapan pertemuan 12 Juni.


Penulis : Ervan Hardoko
Editor : Ervan Hardoko