Menteri Korea Utara Sebut AS Terlalu Menekan soal Denuklirisasi

Rabu, 16 Mei 2018 | 12:48 WIB

Wakil Menteri Luar Negeri Korea Utara Kim Kye Gwan.Yonhap via Korea Herald Wakil Menteri Luar Negeri Korea Utara Kim Kye Gwan.

PYONGYANG, KOMPAS.com - Menteri Korea Utara (Korut) membeberkan alasan mengapa negaranya mengancam bakal membatalkan pertemuan dengan Amerika Serikat (AS).

Kim Kye Gwan, Wakil Menteri Luar Negeri Korut, menjelaskan AS terlalu menekan Korut untuk segera melakukan denuklirisasi.

"Selama mereka hanya berusaha memojokkan kami soal menyerahkan senjata nuklir kami, maka kami tidak tertarik dengan pertemuan ini," kata Kim dilansir KCNA via Yonhap Rabu (16/5/2018).

Sebelumnya, Penasihat Keamanan Nasional AS, John Bolton, menginginkan seluruh nuklir Korut diangkut menuju laboratorium nuklir AS di Oak Ridge, Tennessee.

Baca juga: Korut Ancam Batalkan Rencana Pertemuan dengan Trump

"Saya pikir implementasi denuklirisasi adalah menyingkirkan nuklir mereka, membawanya ke Oak Ridge, menghapus rudal balistik, hal semacam itu," kata Bolton dikutip Russian Today.

Bolton melanjutkan, Presiden Donald Trump bisa mempertimbangkan metode Libya di 2003 untuk mendesak Korut melakukan denuklirisasi.

Pada kasus Libya, AS melakukan negosiasi secara rahasia. Hasilnya, seluruh nuklir Libya bisa diangkut ke Oak Ridge.

Kim menyatakan ketidakpuasannya dengan metode yang dipilih Bolton. Dia menyebut tidak elok membandingkan kapasitas nuklir kedua negara.

Libya, kata Kim, baru saja memulai program nuklir mereka. Berbeda dengan Korut yang mengklaim telah menjadi negara pemilik senjata nuklir.

Kim berujar, posisi Korut sudah jelas. Mereka bakal melakukan denuklirisasi jika AS menghentikan segala kebijakan yang memusuhi mereka maupun ancaman nuklir.

Dia juga meminta Washington untuk memberi jaminan keamanan. "Jika tidak, kami bakal mempertimbangkan pertemuan itu," lanjutnya.

Pernyataan Kim tersebut terjadi setelah KCNA menulis pembatalan pertemuan bilateral dengan Korea Utara yang sedianya bakal digelar hari ini.

Pembatalan itu dilakukan setelah Korut menuding AS dan Korsel melakukan latihan militer gabungan pada Jumat pekan lalu (11/5/2018).

KCNA juga menulis Pyongyang mengancam bakal membatalkan pertemuan antara Pemimpin Korut Kim Jong Un dan Trump.

Pertemuan Trump dan Kim tersebut bakal digelar di Singapura pada 12 Juni mendatang.

Baca juga: Korea Utara Batalkan Pertemuan dengan Korsel


Penulis : Ardi Priyatno Utomo
Editor : Ardi Priyatno Utomo