Forum Pemimpin Kristen Dukung Pemerintah Menindak Ormas Anti-Pancasila

Sabtu, 3 Juni 2017 | 19:38 WIB

KOMPAS.com/Kristian Erdianto Inisiator Forum Pemimpin Kristen - Lintas Gereja (FPK-LG) Corpus Christy Pendeta Phil Karel Erari, Pendeta Yerry Tawalujan, Pendeta Bigman Sirait, dan Pendeta Harsanto Adi dalam seminar politik Indonesia di Persimpangan Jalan: Bagaimana Sikap Pemimpin Kristen? di kawasan Pulomas, Jakarta Timur, Sabtu (3/6/2017).

JAKARTA, KOMPAS.com - Forum Pemimpin Kristen-Lintas Gereja (FPK-LG) Corpus Christy mendukung langkah Presiden Joko Widodo dalan menindak organisasi kemasyarakatan (ormas) yang berideologi anti-Pancasila.

Pernyataan tersebut merupakan salah satu dari sembilan poin rekomendasi yang disepakati dalam seminar politik "Indonesia di Persimpangan Jalan: Bagaimana Sikap Pemimpin Kristen?" di kawasan Pulomas, Jakarta Timur, Sabtu (3/6/2017).

Menurut Inisiator FPK-LG Pendeta Yerry Tawalujan, saat ini banyak muncul ancaman yang ditujukan terhadap Pancasila sebagai simbol keberagaman bangsa Indonesia.

"Saat ini ada ancaman nyata terhadap Pancasila. Oleh karena itu, kami mendukung pemerintahan Jokowi (Presiden Joko Widodo) agar menindak tegas organisasi anti-Pancasila," ujar Yerry.

Dalam poin kedua, FPK-LG mendorong pimpinan seluruh gereja untuk memberikan penyadaran politik kepada masyarakar agar tidak mudah terprovokasi oleh isu agama yang dimanfaatkan segelintir orang demi kepentingan politik.

Yerry menegaskan bahwa agama seharusnya menjadi pusat pencerdasan, bukan pembodohan.

"Gereja wajib memberikan penyadaran politik. Pemimpin gereja jangan naif, tidak mengetahui apa-apa tentang politik. Pemimpin gereja harus mengerti, sadar, dan peduli politik," tutur Yerry.

"Kalau semua agama jadi pusat pencerdasan maka Indonesia akan jadi bangsa yang cerdas dan tak akan mudah dibodohi untuk memakai agama demi kepentingan politik segelintir orang," ujar dia.

Yerry juga menegaskan bahwa FPK-LG menolak segala upaya penegakan nilai-nilai agama dengan mengesampingkan Pancasila sebagai dasar negara.

Menurut Yerry, Indonesia adalah negara yang berdasarkan Pancasila, bukan negara agama. Oleh karena itu, Pancasila sebagai identitas bangsa tidak boleh dibenturkan dengan agama apa pun.

"Agama itu identitas personal, sedangkan Pancasila identitas bangsa. FPK-LG Corpus Christy menolak upaya menegakan agama dengan membuang Pancasila karena semua agama harus mendukung Pancasila sebagai identitas bangsa dan dasar negara," ucapnya.

(Baca juga: Pemerintah Diminta Konsisten soal Pembubaran Ormas Anti-Pancasila)

Pada kesempatan yang sama, Pendeta Bigman Sirait memandang perlunya peningkatan kerja sama antara umat Kristen dan kelompok agama lain.

Menurut Bigman, untuk menghindari adanya ancaman perpecahan, kelompok Kristen harus menjalin komunikasi dengan kelompok Islam moderat yang nasionalis seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, serta kelompok minoritas lainnya.

"Orang Kristen perlu tingkatkan kerja sama dengan kelompok Islam moderat yang nasionalis dan agama-agama minoritas serta aliran kepercayaan untuk bersama pertahankan NKRI berdasarkan Pancasila UUD 1945 dan Bhinneka Tunggal Ika," ucapnya.

Kompas TV Menjaga Kebhinekaan Indonesia




Penulis : Kristian Erdianto
Editor : Bayu Galih