Kaleidoskop 2016: Jokowi dan Berbagai Pesannya di Arena Konsolidasi... - Kompas.com
Sabtu, 27 April 2024

Kaleidoskop 2016

Kaleidoskop 2016

Simak rangkuman peristiwa, informasi, dan ulasan topik hangat yang terjadi selama tahun 2016..

Kaleidoskop 2016: Jokowi dan Berbagai Pesannya di Arena Konsolidasi...

Senin, 19 Desember 2016 | 06:42 WIB

Negara aman

Pada 15 November 2016, Jokowi mendatangi markas Korps Pasukan Khas TNI Angkatan Laut dan sekolah calon perwira TNI Angkatan Darat.

Pada kesempatan itu, Jokowi menjamin bahwa Indonesia dalam keadaan aman.

“Saya datang ke markas-markas di TNI dan Polri untuk memberikan rasa tenteram bagi masyarakat. Karena pasukan semuanya pada posisi siap mengamankan negara. Jadi justru menenteramkan. Negara aman, sangat aman,” ujar Jokowi di markas Paskhas.

Selain itu, Jokowi juga meminta seluruh prajurit untuk tulus terhadap pengabdiannya sebagai tentara.

“Saya mengingatkan apa yang disampaikan oleh Presiden Soekarno dan ada di dalam Mars Baret Jingga, yaitu Kar-ma-nye Vadi-karas-TE Mafa-lesu kada-tjana. Artinya, bekerjalah tanpa menghitung-hitung untung dan rugi. Bekerjalah tanpa pamrih untuk bangsa dan negara,” ujar Jokowi.

Sementara, di sekolah calon perwira TNI Angkatan Darat, Jokowi menyebut tengah mempersiapkan sebuah narasi besar demi menciptakan ketenangan dan kedamaian di Indonesia.

Narasi yang dia maksud adalah penyaluran informasi soal kebijakan pemerintah kepada rakyat secara komprehensif menggunakan lengan operasional TNI-Polri.

Maju tak gentar menjaga empat pilar

Pada 16 November 2016, Presiden Jokowi memberikan pengarahan kepada 3.500 prajurit Kostrad di Markas Divisi I Kostrad, Cilodong, Depok.

Presiden mengapresiasi Kostrad yang dinilainya siap siaga dan waspada dalam rangka menegakkan kedaulatan negara untuk mempertahankan keutuhan wilayah NKRI.

“Prajurit-prajurit Kostrad selalu disegani di setiap pertempuran. Nama Kostrad selalu dikenang dan menggema di setiap peristiwa bersejarah dalam menegakkan kedaulatan NKRI, dalam menegakkan kedaulatan NKRI,” kata Jokowi.

Prajurit-prajurit Kostrad, lanjut dia, juga selalu menerima tugas negara untuk diterjunkan kapanpun, di manapun serta pantang mundur demi kejayaan bangsa dan negara.

“Untuk itu, sebagai Panglima tertinggi TNI, saya perintahkan agar seluruh prajurit Kostrad meneruskan tugas sejarah yang mulia ini. Maju tak gentar menjaga NKRI, menjaga Pancasila, menjaga UUD 1945 dan menjaga Bhinneka Tunggal Ika,” lanjut Jokowi.

Boleh berbeda, tetapi tetap silaturahim

Pada 17 November 2016, Presiden Jokowi melakukan santap siang bersama Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, dengan menu ikan bakar.

Presiden menyampaikan, kunjungan Prabowo merupakan kunjungan balasan karena ia telah menyambangi kediaman Prabowo pada 31 Oktober 2016 lalu.

"Saya kira saling mengunjungi, saling bersilaturahim adalah tradisi yang sangat baik di antara kita," ujar Jokowi.

Jokowi berharap, tradisi silaturahim seperti ini juga akan dicontoh seluruh elemen masyarakat.

Meskipun berbeda jalur dan pandangan politik, silaturahim tidak boleh putus.

Jokowi dan Prabowo yang merupakan mantan rival saat Pemilihan Presiden 2014, sepakat akan Indonesia yang majemuk, Indonesia yang beragam.

"Saya dengan Pak Prabowo berkomitmen untuk bersama-sama menjaga Indonesia yang majemuk," ujar Jokowi.

"Kita tidak menginginkan terpecah belah karena perbedaan politik. Tidak. Karena sangat mahal harganya bagi NKRI," lanjut dia.

Dalam kesempatan itu, Prabowo menegaskan kembali komitmennya bahwa tak ada agenda menjegal pemerintahan.

Bahkan, Prabowo berkomitmen mengesampingkan perbedaan pandangan politiknya dengan Jokowi dalam menghadapi ancaman persatuan dan kesatuan bangsa.

Page:

Ikuti perkembangan berita ini dalam topik:

Penulis: Fabian Januarius Kuwado
Editor : Inggried Dwi Wedhaswary