Ganggu Penerbangan, Tradisi Balon Udara Diganti dengan Festival BalonTradisional

Selasa, 21 Mei 2019 | 14:54 WIB

Alit Yustiawan dari Airnav Indonesia menerangkan materi kepada warga Kota Pekalongan, Jawa Tengah terkait balon udara.Kompas.com/Ari Himawan Alit Yustiawan dari Airnav Indonesia menerangkan materi kepada warga Kota Pekalongan, Jawa Tengah terkait balon udara.


PEKALONGAN, KOMPAS.com - AirNav Indonesia mensosialisasikan Java Traditional Balon Festival 2019 kepada ratusan warga di Kecamatan Pekalongan Selatan, Kota Pekalongan, Jawa Tengah, Senin (20/5/2019).

Festival Balon Tradisional ini merupakan upaya AirNav untuk mencegah adanya kecelakaan pesawat akibat menabrak balon udara yang tidak ditambatkan. Selama ini, banyak warga yang masih menerbangkan balon udara tanpa awak jelang lebaran.

Alit Yustiawan, Manager Kepatuhan dan Keselamatan Penerbangan AirNav Indonesia mengatakan memilih dua kota yaitu Pekalongan dan Wonosobo untuk festival balon udara.

Dua kota itu dipilih ketika setiap Hari Raya Idul Fitri, ratusan bahkan ribuan balon udara dilepaskan warga sebagai sebuah tradisi.

Baca juga: Andalkan Sosmed, Kue Lebaran Produksi Rumahan Asal Pekalongan Banjir Pesanan
Padahal menurut Alit, ketinggian balon udara yang dilepaskan bisa mencapai 11 kilometer atau mencapai 25.000 kaki, yaitu dimana ketinggian pesawat melintas. Padahal langit Jawa Tengah merupakan lalu lintas terpadat nomer lima di dunia.

"Pesawat melintas di langit itu di ketinggian 8000 hingga 38.0000 kaki, banyaknya balon udara sangat dikeluhkan pilot. Bahkan sepanjang 2018 sebanyak 45 laporan pilot masuk ke kami mengeluhkan banyaknya balon udara di langit Pekalongan dan Wonosobo," kata Alit.

Alit meminta masyarakat ikut meramaikan Java Balon Festival 2019 akan digelar pada 12 Juni 2019 di Stadion Heogeng dengan hadiah total mencapai Rp 70 juta rupiah dan tidak perlu menerbangkan balon secara liar.

"Kami tidak mau menghilangkan tradisi penerbangan balon udara khususnya di Pekalongan. Hanya kita mengakomodir agar warga menambatkan balonnya agar tidak membahayakan penerbangan," lanjutnya.

Baca juga: Kisah Caleg Pekalongan yang Akan Jual Ginjal, Kini Pasutri Ini Malah Lolos Nyaleg

Alit menambahkan dua pekan jelang hari raya Idul Fitri 2019, sudah ada sejumlah laporan terutama dari pilot yang melihat balon udara di atas langit Pulau Jawa. Ia menghimbau kepada warga agar menambatkan balonnya sehingga tidak mengganggu lalu lintas penerbangan.

"Di atas langit Pekalongan ini memang banyak, kalau yang ditemukan di Yogyakarta kebanyakan dari Wonosobo,"ungkap alit.


Penulis : Kontributor Pekalongan, Ari Himawan Sarono
Editor : Rachmawati