Andalkan Sosmed, Kue Lebaran Produksi Rumahan Asal Pekalongan Banjir Pesanan

Selasa, 21 Mei 2019 | 12:20 WIB

Kue kering Lebaran merek Alfi Cookies produksi Ria Ariani, warga Desa Wiroditan, Kecamatan Bojong, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah. Ria mengaku awalnya menerima pesanan kue kering untuk mengisi waktu puasa Ramadhan.Dok. Tribun jateng/Indra Dwi Purnomo Kue kering Lebaran merek Alfi Cookies produksi Ria Ariani, warga Desa Wiroditan, Kecamatan Bojong, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah. Ria mengaku awalnya menerima pesanan kue kering untuk mengisi waktu puasa Ramadhan.

KAJEN, KOMPAS.com - Pembuat kue kering selalu menantikan momen Ramadhan. Bagaimana tidak, saat bulan suci tersebut biasanya permintaan kue kering sebagai oleh-oleh Lebaran pasti meningkat.

Hal ini dialami beberapa produsen kue kering rumahan di Kabupaten Pekalongan, Mereka mengaku kebanjiran pesanan di bulan Ramadhan. Padahal, mereka hanya mengandalkan promosi melalui getok tular dan sosial media.

Meski diproduksi dalam skala rumahan, ibu-ibu produsen kue kering Lebaran bisa meraup untung hingga jutaan rupiah.

Ria Ariani, warga Desa Wiroditan, Kecamatan Bojong, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah adalah salah satu produsen kue kering khusus menjelang Lebaran.

Baca juga: Tradisi Megengan, Warga Berebut 21.000 Kue Apem di Masjid Agung Surabaya

Menggunakan merek Alfi Cookies mengaku awalnya menerima pesanan kue kering untuk mengisi waktu dikala puasa Ramadhan.

"Selain itu, juga untuk menyalurkan hobi masak memasak mas, ujar Ria seperti dikutip dariTribunjateng.com di rumahnya, Minggu (19/5/2019).

Saat ini, dia memproduksi setidaknya tujuh varian kue kering. Yakni nastar, kurma coklat,stik keju,kue kacang, kue coklat kacang, choco chips, putri salju.

Harganya dibanderol Rp 30.000 ukuran toples setengah kilogram, sedangkan untuk stik keju dibanderol seharga Rp 70.000 per kilogram.

"Ada juga kue mawar yang dibuatnya tapi jika ada yang pesan. Semua dikerjakan sendiri, mulai persiapan bahan, pembuatan adonan, mencetak, mengoven hingga mengemas," tuturnya.

Baca juga: Banyak Pedagang Tertipu Membeli Pengembang Kue Berisi Semen, Ini Sebabnya

Menurutnya, di Pekalongan ia baru pertama kali bikin kue kering untuk Lebaran. Sebelumnya ia, berjualan di Kota Medan.

"Baru pertama berjualan di Pekalongan sudah banyak warga yang pesan. Mereka ada yang telepon dan datang ke rumah. Semua bahan yang digunakan tanpa pengawet. Tepungnya sebelum dibuat adonan disangrai dan diayak dulu,"paparnya.

Ria menambahkan, setiap harinya ia berjualan kue brownis, bolu kukus, kue bolen isi pisang dirumahnya dan ia sudah mulai membuka pesanan kue Lebaran sebelum puasa.

"Pesannya sudah sejak awal, tapi kami baru mulai mengerjakan. Kami ingin menyajikan kue yang fresh kepada pelanggan,"imbuhnya.

Hingga saat ini, Ria berhasil mendapatkan pesanan sebanyak 38 kilogram kue kering untuk kebutuhan lebaran.

"Kue kering seperti nastar, choco chips, kue putri salju dan yang lainnya sudah ada yang pesan 20 kilogram dan untuk stik kejunya sendiri sudah ada yang pesan 18 kilogram," tambahnya.

Baca juga: Menjaga Manisnya Kue Walangan dari Magetan Tetap Bertahan

Pembeli datang langsung

Sementara itu, Ningsih, warga Wonopringgo, Kabupeten Pekalongan mengatakan ia datang langsung ke penjual kue rumahan yang ada di wilayahnya.

Ia sengaja datang karena ingin pesan kue kering untuk Lebaran.

"Tahunya info penjual kue kering dari sosial media Facebook. Terus ada kontak nomor penjuanya langsung saya hubungi sekalian ngabuburit," kata Ningsih.

Ia langsung pesan tiga kilogram jenis kue kering diantaranya kue nastar, putri salju, dan stik keju.

"Harganya murah-murah, semua jenis kue kering dihargai Rp 30.000 ukuran toples setengah kilogram dan pesanan kuenya akan di kirim H-3 jelang lebaran," imbuhnya.

Artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul Dari Hobi Jadi Rezeki, Kue Lebaran Produksi Rumahan Asal Pekalongan Banjir Pesanan.


Penulis :
Editor : Aprillia Ika