Menko Perekonomian Pasrah Banyak Ritel Modern Tutup

Kamis, 16 November 2017 | 15:20 WIB

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution Indonesia Palm Oil Conference (IPOC) di Bali Nusa Dua Conference Center, Bali, Kamis (2/11/2017).KOMPAS.com/ACHMAD FAUZI Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution Indonesia Palm Oil Conference (IPOC) di Bali Nusa Dua Conference Center, Bali, Kamis (2/11/2017).

JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution mengaku pasrah dengan banyaknya gerai ritel modern yang tutup dalam setahun belakangan. Penutupan tersebut terjadi karena besarnya arus digitalisasi.

Saat bicara dalam forum Digital Economic Briefing 2017 di Gedung Indosat, Kamis (16/11/2017), dia berpesan agar para peritel terima saja situasi yang ada dan mulai menyiapkan diri. Pasalnya, arus digitalisasi pasti berpengaruh pada mereka.

"Kita hadapi saja, siapkan diri karena pasti terpengaruh (digitalisasi). Sudah lihat 7-Eleven tutup, kan?" ujarnya.

Darmin mengungkap, lima tahun lalu pertumbuhan sektor ritel dan perdagangan 12,5 persen per tahun. Namun, sekarang angka tersebut turun ke 10,5 persen per tahun.

Baca juga: Bappenas: Bisnis E-Commerce Ancam Keberadaan Gerai Ritel Modern

Di sisi lain, ritel yang bertumpu pada e-commerce atau e-commerce itu sendiri justru berkembang pesat hingga mencapai 30 kali lipat dalam waktu tiga tahun.

"Walau (e-commerce) jumlahnya memang belum besar, tapi ya itu, terjadi peningkatan," ujar Darmin.

Barang-barang yang diperdagangkan melalui e-commerce sekarang masih terbatas pada barang konsumsi yang memiliki ketahanan lama serta kebutuhan rumah tangga.

Sebelumnya, sejumlah pemilik toko offline, seperti Ramayana, Matahari Departemen Store, dan Lotus Departement Store, telah menutup gerainya.

Selain soal perubahan strategi bisnis, salah satu hal yang diyakini menjadi penyebab tutupnya gerai besar itu adalah soal pergeseran perilaku konsumen, dari belanja offline menuju online.

Baca juga : Ritel Modern Berguguran, Asosiasi Minta Pengusaha Pemasok Tidak Panik

Kompas TV Pelaku industri otomotif seperti PT. Astra International mengalami penurunan penjualan mobil hingga 14 persen.



 


Penulis : Yoga Hastyadi Widiartanto
Editor : Aprillia Ika