Hendardi: Hulu Terorisme adalah Intoleransi

Kamis, 25 Mei 2017 | 19:14 WIB

Indra Akuntono Direktur Eksekutif Setara Institute Hendardi, di Gedung Bina Graha, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (14/9/2015). Powered by Telkomsel BlackBerry®

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Eksekutif Setara Institute, Hendardi, menyatakan aksi teror bom di Kampung Melayu, Jakarta Timur, sepatutnya jadi momentum pemberantasan terorisme. Ia menilai intolenransi adalah hulu dari terorisme yang harus dilawan.

"Karena hulu terorisme adalah intoleransi maka aneka tindak pidana yang kontributif mempercepat transformasi intoleransi menuju terorisme merupakan bagian penindakan yang juga harus memperoleh prioritas penegak hukum," kata Hendardi melalui pesan singkat, Kamis (25/5/2017).

Hendari mengatakan, terorisme adalah puncak dari pikiran-pikiran intoleran. Karenanya, pencegahan terorisme dapat dilakukan jika masalah itu diselesaikan secara komprehensif dari hulu ke hilir.

Ia menyebut hal-hal kecil bisa dilakukan dengan memastikan lingkungan sekitar tidak terkontaminasi pemikiran-pemikiran intoleran.

Baca juga: Saat Ini, Kampus Dinilai Jadi Tempat Penyebaran Intoleransi

"Perlawanan terhadap aksi terorisme harus dimulai dari elemen-elemen yang paling kecil seperti keluarga, lingkungan, sekolah, dan lain-lain dengan meningkatkan ketahanan keluarga, ketahanan sekolah, dan ketahanan sosial sehingga kita memiki kepekaan atas segala potensi aksi-aksi destruktif yang keji itu," kata dia.

Menurut Hendardi, rakyat harus menunjukkan sikap perlawanan dengan tidak takut akan aksi teror yang terjadi. Ia berharap aksi teror justru dapat membuat bangsa terus meningkatkan kewaspadaan terhadap terorisme dan intoleransi.

"Ini harus menjadi penghimpun energi dan pemupuk semangat setiap elemen bangsa untuk meningkatkan kewaspadaan nasional dan immunitas generasi bangsa dari virus ekstremisme yang menggunakan cara-cara kekerasan dalam mencapai tujuan," kata dia.

Bom bunuh diri meledak di Terminal Kampung Melayu pada Rabu (24/5/2017) malam. Setidaknya ada 15 orang yang menjadi korban dalam peristiwa ini. Tiga polisi gugur saat menjalankan tugasnya, sementara lima lainnya luka-luka dan dirawat.

Baca juga: Teror Bom Kampung Melayu, Polri Merasa Diincar

Lima warga sipil juga menderita akibat insiden ini. Dua pria yang ditemukan hancur di lokasi diduga kuat sebagai 'pengantin' bom.


Penulis : Nibras Nada Nailufar
Editor : Egidius Patnistik