Organisasi Militan Banglades Ancam Bunuh Rektor Sebuah Universitas

Selasa, 3 Mei 2016 | 17:06 WIB

Mirror Rezaul Karim Siddique (58), seorang akademisi Banglades, yang tewas dibunuh seorang mahasiswa berhaluan radikal.

DHAKA, KOMPAS.com - Kepolisian Banglades, Selasa (3/5/2016), menyelidiki sebuah daftar sasaran pembunuhan yang di dalamnya termasuk seorang rektor, beberapa jurnalis dan pejabat partai berkuasa.

Polisi mengatakan, mereka menangani dengan serius ancaman pembunuhan terhadap 10 orang yang disebuta di dalam sebuah selebarann yang dikirimkan ke sebuah klub jurnalis di kota Natore, Senin (2/5/2016), oleh sebuah kelompok tak dikenal.

Di antara ke-10 nama itu terdapat nama rektor Universitas Rajashi, kampus tempat seorang profesor dibunuh anggota kelompok militan dua pekan lalu.

"Selebaran itu mengatasnamakan organisasi Front Pembebasan Islam, yang menyatakan sedang melakukan misi membunuh 10 orang tersebut," kata kepala kepolisian Natore, Shymal Kumar Mukherjee.

"Kami belum mendapatkan informasi apapun terkait kelompok ini dan tak ada catatan apapun tentag organisasi ini," kata Mukherjee.

Dalam selebaran itu, Front Pembebasan Islam mengatakan, organisasi itu bertujuan untuk mendirikan sebuah kekalifahan Islam di Banglades dengan cara menggulingkan pemerintah saat ini.

Sementara itu, polisi di kota Rajshahi mengatakan telah melakukan pengawalan terhadap kesepuluh nama yang disebutkan di dalam selebaran itu dan melakukan penyelidikan tentang kebenaran ancaman tersebut.

"Kami memberi perhatian khusus kepada ke-10 orang itu," kata wakil kepala kepolisian Rajshahi, Sardar Tamizuddin.

Dalam perkembangan lain, sebanyak 1.000 orang mahasiswa, dosen dan pelajar melakukan unjuk rasa di kampus Universitas Rajshahi pada Selasa (3/5/2016) untuk mengecam pembunuhan terhadap profesor Rezaul Karim Siddique.

Para dosen dan mahasiswa melakukan mogok kuliah dan mengajar sejak kematian Rezaul Siddique pada 23 April lalu dan menuntut polisi segera menangkap sang pembunuh.

"Para pembunuh harus segera ditangkap. Pemerintah harus melindungi para dosen dan kebebasan bersuara karena kami merasa tidak aman lagi," kata ketua Asosiasi Dosen Universitas Rajshahi, Shahid Ullah.

Tak lama setelah pembunuhan sang profesor, yang diklaim oleh ISIS, dua orang aktivis LGBT Banglades juga dibunuh. Kali ini cabang Al Qaeda di Banglades mengaku mendalangi pembunuhan keduanya.


Penulis :
Editor : Ervan Hardoko