Harapan atas Perpanjangan Ganjil-Genap...

By Nibras Nada Nailufar - Senin, 3 September 2018 | 07:55 WIB
Polisi menilang pengendara mobil berpelat genap di Jalan Gatot Subroto, simpang Pancoran, Jakarta Selatan, Rabu (1/8/2018).
Polisi menilang pengendara mobil berpelat genap di Jalan Gatot Subroto, simpang Pancoran, Jakarta Selatan, Rabu (1/8/2018). (KOMPAS.com/NURSITA SARI)

JAKARTA, KOMPAS.com - Usai perhelatan Asian Games pada Minggu (2/9/2018), warga Jakarta dan sekitarnya tetap harus menahan diri untuk tidak menggunakan mobilnya melintasi jalan-jalan protokol pada waktu tertentu.

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memperpanjang kebijakan perluasan ganjil-genap hingga selesainya Asian Paragames pada Oktober 2018 nanti.

Bedanya, ganjil-genap kali ini lebih longgar. Kebijakan ini tak berlaku di Sabtu dan Minggu.

Ada pula pengurangan rute yakni di Jalan Metro Pondok Indah. Di Jalan Benyamin Sueb juga sementara tak diberlakukan sampai Asian Paragames dimulai.

Baca juga: Ganjil-Genap Diperpanjang, kecuali di Jalan Metro Pondok Indah dan Benyamin Sueb

 

Pergub perluasan ganjil-genap telah direvisi agar berlaku sampai 13 Oktober 2018.

Sukses diterapkan

Wakil Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Sigit Wijatmoko mengatakan, kebijakan ini dilanjutkan salah satunya karena kesuksesannya.

Klaim ini berdasarkan empat indikator, yakni penurunan tingkat kemacetan, penurunan kecelakaan, peningkatan pengguna transportasi umum, dan peningkatan kualitas udara.

"Kecepatan rata-rata di koridor ganjil-genap mengalami peningkatan sebesar 37 persen, waktu tempuh rata-rata di koridor ganjil-genap mengalami penurunan 23 persen," kata Sigit dalam focus group discussion (FGD) di Jakarta Pusat, Jumat (31/8/2018).

Menurut Sigit, kecepatan rata-rata di 41 koridor atau 106 jalan prioritas DKI Jakarta mengalami peningkatan sebesar 26 persen.

Untuk kecelakaan lalu lintas, fatalitas turun 20 persen. Sementara itu, pelanggar ganjil-genap turun 10 persen.

Untuk pengguna transportasi umum, penumpang transjakarta naik 40 persen. Penumpang PPD naik 29 persen dan penumpang Bus Sinar Jaya naik 6 persen.

Baca juga: Perpanjangan Ganjil-Genap, Polisi Diminta Tegakkan Sterilisasi Busway

"Sementara, untuk peningkatan kualitas udara di Bundaran Hotel Indonesia, terjadi penurunan konsentrasi CO sebesar 1,7 persen, konsentrasi NO turun sebesar 14,7 persen, dan konsentrasi THC turun sebesar 1,37 persen," ujar Sigit.

Begitu pula di daerah Kelapa Gading, Jakarta Utara, terpantau penurunan konsentrasi CO sebesar 1,15 persen, NO turun 7,03 persen, dan NO2 turun 2,01 persen.

Didukung untuk permanen

Efektivitasnya yang dirasakan selama penerapan, membuat kebijakan ini justu didukung untuk berlaku permanen. Salah satunya dari kepolisian yang merasa kebijakan ini mempermudah kerja polisi.

"Kami sebagai anggota polantas tidak seperti tahun lalu-lalu waktu ganjil-genap. Kami anggota merasakan enak, bisa lebih kendor dan santai. Dan keadaan seperti itu tidak memungkiri bahwa saya pastikan anggota lebih senang di lapangan kalau situasi seperti ini," kata Kepala Seksi Kerja Sama Sub Direktorat Keamanan dan Keselamatan Ditlantas Polda Metro Jaya Kompol Sutikno.

Sutikno mendukung perpanjangan kebijakan ini. Ia bahkan berharap kebijakan itu berlaku sepanjang pekan.

"Harapan saya ganjil-genap ini justru satu minggu diberlakukan. Tapi, kalau memang Pak Gubenur tidak melaksanakan, kami sebagai anggota tetap akan dukung," kata Sutikno.

Baca juga: Ganjil-Genap Diusulkan Berlaku Permanen

Hal yang sama diungkap sejumlah unsur masyarakat yang biasa bergerak di bidang transportasi publik. Anggota Commuter Line Mania, Anthony, misalnya, ingin kebijakan ini juga diberlakukan ke motor.

Anthony yang selama ini bersepeda dari Stasiun Duri mengatakan, dengan pembatasan motor, pesepeda bakal lebih nyaman di jalanan. Ia menepis tuduhan pembatasan kendaraan adalah upaya pelanggaran hak.

"Kalau enggak bisa, dilarang saja sekalian (motor). Bukan saya mau melanggar HAM, tetapi berpolusi kok ngomongin HAM? Justru saya tanya hak saya sebagai manusia di Jakarta yang kena paparan polusi, justru itu yang harus dibela," ujar dia.

Adriansyah dari Forum Diskusi Transportasi Jakarta (FDTJ) punya harapan yang sederhana. Ia hanya meminta agar penegakan hukum tidak kendur khususnya dalam mesterilisasikan jalur transjakarta.

Baca juga: Motor Diusulkan Juga Terkena Kebijakan Ganjil-Genap

"Kerasa kalau pagi naik busway (lancar), lihat mobil macet. Tapi, suka kesal karena suka dibuka untuk mobil," kata Adriansyah.

Wakadishub Sigit Wijatmoko mengatakan, masukan-masukan dari masyarakat ini akan menjadi bahan evaluasi pihaknya ke depan.

Soal dukungan untuk membuat kebijakan ini permanen, Sigit memastikan itu tak akan terjadi sebab ganjil-genap hanyalah kebijakan transisi sampai jalan berbayar diterapkan di Jakarta.

Editor : Robertus Belarminus
Artikel Terkait


Close Ads X