Jika Diberlakukan Setahun, Ganjil-Genap Diklaim Bisa Hemat BBM Rp 19 Triliun

By Nibras Nada Nailufar - Jumat, 31 Agustus 2018 | 20:16 WIB
Tingginya tingkat polusi udara membuat pemandangan kawasan Jakarta Selatan terlihat samar seperti berselimut kabut tipis, Rabu (18/7/2012).
Tingginya tingkat polusi udara membuat pemandangan kawasan Jakarta Selatan terlihat samar seperti berselimut kabut tipis, Rabu (18/7/2012). (IWAN SETIYAWAN)

JAKARTA, KOMPAS.com - Komite Penghapusan Bensin Bertimbel (KPBB) meminta agar kebijakan perluasan pembatasan kendaraan bermotor berdasarkan nomor pelat ganjil dan genap diberlakukan secara permanen. Kebijakan ini dianggap mampu meningkatkan kualitas udara dan menghemat penggunaan bahan bakar.

"Kami berterima kasih dengan ganjil-genap ini akan memberi manfaat ekonomi, ini dapat menghemat BBM. Kalau konsisten satu tahun, bisa sekitar 1,8 juta sampai 2,96 juta kilo liter atau Rp 11 triliun sampai Rp 19,38 triliun kalau diungkan," kata Ahmad Safrudin atau Puput dari KPBB dalam focus group discussion (FGD) di kantor Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Jumat (31/8/2018).

Puput memaparkan, jika kebijakan itu berlangsung selama setahun, penurunan karbon dioksida (CO2) berkisar antara 4,9 juta sampai 7,77 juta ton per tahun. Penurunan karbon itu berkaitan langsung dengan penurunan penggunaan bahan bakar.

Baca juga: Ganjil-Genap Diusulkan Berlaku Permanen

"Jadi dalam konteks seperti ini ada istilah co-benefit. Sekali dayung, dua tiga pulau terlampaui dengan ganjil-genap," kata Puput.

Ia mengemukakan, jika diakumulasi udara Jakarta sebenarnya masih tergolong tidak sehat. Namun jika ganjil-genap terus diterapkan, perlahan kualitas udara akan meningkat.

"Selain ketat penegakan hukum juga harus konsisten. Penting menyambut Asian Games tapi penting kalau diteruskan kebijakan ini ke depan," ujar Puput.

Ia menyarankan, kebijakan pembatasan kendaraan itu dibarengi dengan pembenahan transportasi umum agar bisa diterima masyarakat.

Perluasan kebijakan ganjil-genap tadinya hanya diberlakukan sampai 2 September atau ketika Asian Games berakhir. Namun, akhirnya diputuskan untuk diperpanjang sampai Asian Para Games berakhir.

Asian Para Games dimulai pada 6 Oktober sampai 13 Oktober 2018. itu artinya, ganjil-genap juga diterapkan pada masa transisi, yaitu 3 September sampai 5 Oktober.

Mulai pekan depan, ganjil-genap tak akan berlaku di Sabtu dan Minggu. Jalan Metro Pondok Indah dan Benyamin Sueb yang tadinya kena perluasan ganjil-genap, nanti tidak terkena kebijakan itu lagi.

Baca juga: Sistem Ganjil-Genap Dinilai Meringankan Kerja Polantas

Editor : Egidius Patnistik
Artikel Terkait


Close Ads X