Jika Mahfud MD Cawapres, Ketum PAN Nilai Banyak Calon Semakin Baik

By Rakhmat Nur Hakim - Kamis, 15 Maret 2018 | 17:35 WIB
Ketua Umum Partai Amanat Nasional Zulkifli Hasan
Ketua Umum Partai Amanat Nasional Zulkifli Hasan (DYLAN APRIALDO RACHMAN/KOMPAS.com)

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Partai Amanat Nasional Zulkifli Hasan menyambut baik kesediaan mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD untuk menjadi calon wakil presiden (cawapres) pendamping Presiden Joko Widodo.

"Kan bagus dong. Semakin banyak banyak pilihan semakin bagus," kata Zulkifli di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (15/3/2018).

Zulkifli meyakini Mahfud sebagai seorang pakar hukum memiliki elektabilitas yang cukup tinggi sehingga layak jika menjadi cawapres. Namun, kata Zul, penentuan Mahfud dipilih atau tidak tentunya dikembalikan lagi kepada Jokowi selaku capres.

"Ya enggak apa-apa, toh itu kan soal wapres terserah Presidennya," ucap Zulkifli.

(Baca juga: Peneliti ICW Nilai Mahfud MD Cocok Jadi Cawapres Jokowi)

Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD sebelumnya bersyukur saat namanya dimunculkan oleh masyarakat sipil sebagai sosok yang pantas mendampingi Presiden Jokowi sebagai calon wakil presiden (cawapres).

"Tiba-tiba masuk ya bagus juga perkembangan demokrasi, artinya suara lain dari mainstream itu bisa muncul, dari masyarakat seperti saya," kata Mahfud di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (14/3/2018).

Mahfud mengaku bersedia menjadi cawapres Jokowi, namun tidak ingin terlalu aktif untuk menindaklanjutinya. Ia mengaku hanya menyerahkan sepenuhnya terhadap mekanisme yang ada di masing-masing parpol serta Jokowi sendiri.

(Baca juga: Mahfud MD Mengaku Bersedia jika Jadi Cawapres bagi Jokowi)

Sebab, kata Mahfud, pada akhirnya yang memutuskan untuk menentukan cawapres Jokowi ialah partai koalisi pemerintahan dan mantan Gubernur DKI Jakarta itu sendiri. Ia pun mempersilakan partai-partai mengolah namanya sebagai cawapres Jokowi.

"Saya juga bukan tidak mau karena kalau tak mau itu diartikan sombong, pada akhirnya kita serahkan ke mekanisme dan itu ada di tangan capres dan partai-partai nanti," kata Mahfud lagi.

Kompas TV Indonesia Corruption Watch ikut bersuara soal calon wakil presiden.



Editor : Bayu Galih
Artikel Terkait


Close Ads X