PBNU Imbau Ayat di Kitab Suci Tidak Digunakan dalam Kampanye Pilkada - Kompas.com
Rabu, 22 Mei 2024

Kaleidoskop 2016

Kaleidoskop 2016

Simak rangkuman peristiwa, informasi, dan ulasan topik hangat yang terjadi selama tahun 2016..

PBNU Imbau Ayat di Kitab Suci Tidak Digunakan dalam Kampanye Pilkada

Kamis, 13 Oktober 2016 | 19:27 WIB
Kompas.com/Robertus Belarminus Dari kiri foto ; Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) DKI Syafii Mupid, Rais Syuriah PBNU Ahmad Ishomuddin, Komisioner Divisi Hukum dan Penindakan Pelanggaran Bawaslu Muhammad Jufri, dan Direktur LIMA Indonesia Ray Rangkuti, dalam acara Media Gathering Bawaslu DKI Jakarta dengan tema "Mendorong Pilkada DKI yang Cerdas, Damai dan Tanpa SARA", Kamis (13/10/2016).

JAKARTA, KOMPAS.com - Rais Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama ( PBNU) KH Ahmad Ishomuddin mengimbau dalam pilkada, semua pihak termasuk pasangan calon tidak menggunakan ayat kitab suci untuk menyerang pasangan calon lainnya.

"Saya imbau agar umat Islam jangan gunakan ayat atau hadis Nabi untuk menyerang pasangan calon lainnya," kata Ahmad, dalam acara Media Gathering Bawaslu DKI Jakarta dengan tema "Mendorong Pilkada DKI yang Cerdas, Damai dan Tanpa SARA", di sebuah hotel di Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (13/10/2016).

Ia juga berharap dalam pilkada, pasangan calon yang ada tidak mengkait-kaitkan ayat kitab suci dengan simbol partai politik. Sebab, zaman Orde Baru hal itu pernah terjadi.

"Dan juga tempat ibadah, masjid, jangan jadi tempat kampanye," ujar Ahmad.

Ahmad juga berpesan, agar media massa dapat memberitakan secara profesional, yang tidak menimbulkan konflik antar umat beragama atau menimbulkan ketidak harmonisan antar warga.

"Jangan sampai Jakarta sebagai Ibu Kota jadi rawan isu SARA. Tidak amannya kota Jakarta bisa merembet ke daerah lain," ujar Ahmad. (Baca: Ahok Berjanji Tak Akan Lagi Kutip Ayat Kitab Suci)

Ia meminta, pilkada dilakukan secara sehat dan tidak membawa isu SARA atau melakukan black campaign seperti memfitnah pasangan calon lain, melecehkan dan sebagainya.

"Kampanye model begitu di negara demokrasi tidak boleh, harus tentang visi, misi dan program," ujarnya.

Kompas TV Komentar Bawaslu Soal Pelaporan Ahok



Ikuti perkembangan berita ini dalam topik:

Penulis: Robertus Belarminus
Editor : Fidel Ali