Ekonomi Global Beratkan Langkah The Fed? - Kompas.com
Senin, 6 Mei 2024

Kaleidoskop 2016

Kaleidoskop 2016

Simak rangkuman peristiwa, informasi, dan ulasan topik hangat yang terjadi selama tahun 2016..

Ekonomi Global Beratkan Langkah The Fed?

Kamis, 7 April 2016 | 10:14 WIB
Dok Kontan.co.id Gedung Bank Sentral Amerika (The Fed).

NEW YORK, KOMPAS.com - Risiko perlambatan perekonomian global dinilai sebagai faktor kunci bagi bank sentral AS atau Federal Reserve dalam memutuskan untuk tidak menaikkan suku bunga acuan pada bulan Maret lalu.

Hal ini berdasarkan laporan pertemuan The Fed. Mengutip BBC, Kamis (7/4/2016), para anggota The Fed merasa cemas bahwa perlambatan ekonomi global dapat mempersulit target The Fed dalam inflasi dan ketenagakerjaan.

Sebelumya pada bulan Desember 2015, The Fed menaikkan suku bunga acuan Fed Fund Rate dan menyatakan bakal menaikkan suku bunga sebanyak 4 kali pada tahun 2016. Akan tetapi, kini The Fed menyatakan hanya bakal menaikkan suku bunga sebanyak 2 kali tahun ini.

Berbicara di New York bulan lalu, Gubernur The Fed Janet Yellen menyatakan pihaknya harus mempertimbangkan dengan amat masak-masak sebelum menaikkan suku bunga.

Pada Desember lalu, para anggota The Fed mmenyuarakan untuk menaikkan Fed Fund Rate sebesar 25 basis poin, menjadi 0,25 persen dan 0,5 persen.

Sejak saat itu, harga minyak tetap anjlok dan pasar saham global kian bergejolak. Peluang The Fed kembali menaikkan suku bunga adalah pada pertemuan selanjutnya yang dihelat pada 26 hingga 27 April 2016 mendatang.

Namun, beberapa anggota Fed's Open Market Committee (FOMC) menyatakan kondisi yang terjadi saat ini akan membuat keputusan menaikkan suku bunga berjalan lambat.

"Beberapa menyuarakan pandangan bahwa pendekatan penuh kehati-hatian untuk menaikkan suku bunga akan menjadi keputusan yang prudent," tulis laporan tersebut.

Banyak anggota FOMC menyatakan bahwa menjaga suku bunga acuan pada level yang rendah membuat The Fed hanya memiliki sedikit alat apabila ekonomi dalam tekanan dari guncangan eksternal.

Laporan The Fed tersebut juga mencatat, bank sentral hanya memiliki sedikit ruang untuk melonggarkan kebijakan moneter melalui cara konvensional bila aktivitas ekonomi atau inflasi lebih lemah dari yang diantisipasi.

Penulis: Sakina Rakhma Diah Setiawan
Editor : Aprillia Ika
Sumber: BBC News