Kaleidoskop 2016

NEW YORK, KOMPAS.com - Bank Sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve akan mengadakan pertemuan kembali pada Rabu pekan ini untuk membahas naik tidaknya suku bunga acuan.

Sebelumnya pada pertemuan yang lalu, komentar Janet Yellen, gubernur bank sentral AS, mengundang tanda tanya besar bagi para investor sebab mengandung nada "dovish".

Investor mengestimasi akan ada kenaikan suku bunga, walaupin Yellen dalam pidatonya sebelumnya mengekspresikan pendekatan untuk menaikkan suku bunga secara lambat.

Jika benar, para investor tentunya akan bersiap melakukan pembelian jangka panjang.

Namun, kebanyakan para ahli di Wall Street mengestimasi adanya kenaikan suku bunga di Juni. Yellen sebelumnya mengindikasi, tidak akan menaikkan suku bunga kecuali ada data pendukung, misal naiknya inflasi.

"Jika nantinya hasil pertemuan di Rabu lebih dovish lagi, pasar ekuitas akan sangat menyukainya," kata Jeff Wenger, perencana senior di BMO Private Bank. Sektor yang perlu diperhatikan adalah energi, emas, negara berkembang dan material, sebab sektor ini yang paling diuntungkan.

Sebaliknya, pasar ekuitas bisa menderita jika Fed menunjukkan langkah yang lebih agresif. Namun, saham bank dan jasa keuangan lain, yang telah turun akibat suku bunga rendah, bisa jadi satu-satunya sektor yang menang.

Perdagangan saham pekan ini akan dipengaruhi oleh banyak paparan data, selain pengumuman Fed. Sebab, data kinerja kuartal I juga mulai muncul di April, yang bisa mendorong kenaikan saham perusahaan.

DI pasar saham AS, reli kenaikan mencapai tujuh minggu berturut-turut dan pasar masih punya cukup ruang untuk menciptakan rekor kenaikan baru, sebab Fed sepertinya ingin menaikkan suku bunga hingga empat kali pada satu dua tahun ini.

Indeks S&P sendiri butuh kenaikan 3 persen untuk mencetak rekor kenaikan baru sepanjang masa.