WhatsApp dan Facebook Gratis? Tidak Juga - Kompas.com
Senin, 8 Juli 2024

Kaleidoskop 2016

Kaleidoskop 2016

Simak rangkuman peristiwa, informasi, dan ulasan topik hangat yang terjadi selama tahun 2016..

WhatsApp dan Facebook Gratis? Tidak Juga

Kamis, 21 Januari 2016 | 13:34 WIB
Ilustrasi.


Tidak hanya sekadar marketing

Jumlah pasti dari pengguna Google belum diketahui. Akan tetapi, sebagai gambaran, angkanya bisa mencapai ratusan juta.

Hal tersebut diketahui dari jumlah pengguna Android saat ini. Saat mengaktifkan sebuah perangkat, pengguna memang diminta untuk memasukkan atau membuat sebuah akun Google secara gratis. Yah, mungkin saja tidak semua pengguna melakukan permintaan tersebut, tetapi tetap saja jumlahnya sangat banyak.

Seorang teman pernah menceritakan kekhawatirannya terhadap layanan Google. Layanannya yang gratis dan banyak yang bermanfaat, mengundang banyak orang untuk menggunakannya.

Akan tetapi, semua aplikasi tersebut meminta timbal balik yang terkadang lebih berharga dari uang, yakni data pribadi. "Bisa saja Google menguasai dunia dengan semua data yang dimilikinya," kata sang teman sambil bercanda.

Sebagai contoh, untuk menggunakan layanan Gmail, pengguna harus mendaftar terlebih dahulu. Itu artinya, harus mengisi berbagai data yang tak jarang sensitif.

Contoh lainnya, saat melakukan pencarian di mesin pencari Google, aktivitas pengguna pun akan direkam. Tujuannya, untuk memahami minat dari pengguna.

Mashable Google Maps untuk iOS bakal ngomong kalau macet

Tidak hanya data, Google pun bisa saja merekam tingkah laku penggunanya. Misalnya, layanan peta digital Google Map mampu memprediksi di mana lokasi rumah hingga tempat bekerja.

Algoritma aplikasi bisa mencatat di mana Anda menghabiskan waktu di malam hari. Jika dilakukan secara rutin, sistem bisa langsung menyimpulkan, di sanalah tempat tinggal pengguna. Ia pun bisa mencatat pola perjalanan rutin dengan tepat.

Di sinilah letak harga yang harus dibayarkan oleh Anda. Sama seperti Facebook, Google memiliki kebijakan yang bisa membagikan data kepada pengiklan.

Namun, letak permasalahannya tidak hanya sekadar gangguan dari dunia marketing saja. Tingkah pola laku kita pun tercatat di aplikasi tersebut.

Bayangkan, jika suatu saat, data tersebut bocor di dunia maya. Seseorang bisa mengetahui data nama, alamat, nomor telepon, hingga pola hidup sehari-hari.

Tentunya harga tersebut terlalu mahal dibandingkan dengan penggunaan layanan secara gratis.

Penulis: Deliusno
Editor : Wicak Hidayat