Kompas.com
Minggu, 28 April 2024

Rayakan Perbedaan

TAG

Menilik Gairah Warga Perbatasan Jelang Hari Kemerdekaan Indonesia

Sabtu, 15 Agustus 2015 | 15:18 WIB
Aldo Fenalosa Pawai gerak jalan antar sekolah pada Sabtu (15/8/2015) diikuti oleh belasan sekolah di Kecamatan Sebatik Timur, mulai dari jenjang SD hingga SMA sederajat.
SEBATIK, KOMPAS.com - Sorak sorai warga terdengar riuh di sepanjang jalan raya Ahmad Yani, Desa Sei Nyamuk, Pulau Sebatik, Kalimantan Utara, pada Sabtu (15/8/2015).

Mereka tengah memberi dukungan kepada para anak sekolah yang berlomba dalam pawai gerak jalan untuk menyambut 70 tahun kemerdekaan Republik Indonesia yang jatuh pada Senin (17/8/2015) nanti.

"Anak saya juga ikut pawai gerak jalan, ada dua orang yang ikut, SD sama SMP. Belum tampil dia, tetapi regu yang lain bagus-bagus ternyata," kata Marni yang tampak antusias melihat pawai gerak jalan berbagai regu sekolah sejak pagi hari.

Kaum perempuan mendominasi keriuhan dalam pergelaran itu. Banyak yang bertepuk tangan dan tak sedikit pula yang berteriak menyemangati peserta yang mereka kenal.

Bahkan beberapa perempuan usia baya histeris saat anak mereka berhasil memamerkan beberapa koreografi dengan ciamik.

"Seru melihatnya, makanya kita bela-belain nonton di pinggir jalan walau cuaca panas. Mereka keren-keren atraksinya," sebut Inda, ibu tiga anak yang salah satu anaknya juga ikut pergelaran tersebut.

Pawai gerak jalan itu tak hanya sekadar gerak jalan biasa. Regu yang ikut lomba tersebut harus memamerkan berbagai koreografi dengan yel-yel berbau kemerdekaan.

Pakaian masing-masing peserta dalam sebuah regu juga harus bercirikan nasionalisme. Kata-kata "merdeka" begitu sering terdengar dilontarkan para peserta sepanjang pawai.

Kemeriahan menjelang Hari Kemerdekaan RI itu pun semakin kental di Desa Sei Nyamuk karena di kiri kanan jalan juga berdiri umbul-umbul dan bendera berwarna merah putih.

Meski pulau yang mereka tempati setengahnya juga milik negara Malaysia, nasionalisme Merah Putih tampak tak memudar.

"Kalau tiap tujuh belasan kita memang banyak acara, tidak pernah sepi, seperti gerak jalan ini. Kalau soal nasionalisme kita jangan ditanya lagi, Indonesia," kata Dodo, salah satu warga yang tinggal di sekitar Jalan Ahmad Yani.

Pulau Sebatik sejak lama telah berada di dalam dua wilayah administrasi negara. Di bagian utara pulau ini milik Malaysia, sedangkan di bagian selatan menjadi wilayah kesatuan Republik Indonesia.

Ikuti perkembangan berita ini dalam topik:

Penulis: Aldo Fenalosa
Editor : Desy Afrianti