Masih samar-samarnya sejumlah peristiwa sejarah itu, menurut sebagian besar responden, terkait dengan ketidakseriusan pemerintahan selama ini untuk membuatnya jelas. Ketidakpuasan responden ditujukan juga kepada pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (2004-2014) yang selama 10 tahun berkuasa tidak berhasil membuka selubung beban sejarah tersebut. Sementara itu, separuh bagian responden merasa tidak yakin pemerintahan Joko Widodo akan mampu menyingkap tabir sejarah masa lalu yang masih mengundang kontroversi.
Berangkat dari berbagai skeptisisme atas kebenaran sejarah perjalanan bangsa, mayoritas publik (84,1 persen) tetap menyatakan pentingnya pengungkapan sejarah yang sesungguhnya. Tidak lain karena sejarah memberikan landasan bagi pemahaman anak bangsa terhadap kehidupannya sendiri. (MG Retno Setyowati/Litbang Kompas)
* Artikel ini terbit di Harian Kompas edisi 15 Juni 2015 dengan judul "Memperjelas Sejarah Bangsa yang Samar".
Editor | : Laksono Hari Wiwoho |
Sumber | : Harian Kompas |