Kompas.com
Sabtu, 4 Mei 2024

Rayakan Perbedaan

TAG

Memperjelas Sejarah Bangsa yang Samar

Senin, 15 Juni 2015 | 15:00 WIB
KOMPAS Sejumlah kontroversi sejarah Indonesia


JAKARTA, KOMPAS
- Masih ada peristiwa sejarah Indonesia yang samar dan belum terungkap. Kontroversi tempat kelahiran Soekarno, presiden pertama Republik Indonesia, adalah salah satunya. Kesimpangsiuran soal tempat kelahiran sang Bapak Bangsa dan ketidakjelasan sejumlah peristiwa sejarah lainnya menyiratkan pentingnya mengkaji kembali peristiwa sejarah Indonesia yang belum jelas.

Dalam masyarakat kita, publik lebih mengenal Soekarno seperti yang disebutkan di dalam buku pelajaran sekolah. Soekarno adalah presiden pertama RI, proklamator kemerdekaan RI, dan pahlawan nasional. Namun, pengenalan terhadap Soekarno sebagai pribadi, termasuk tempat kelahirannya, masih menuai kontroversi.

Hal itu terungkap dari hasil jajak pendapat Litbang Kompas, pekan lalu, yang coba menggali sosok Soekarno menurut pandangan publik dan konteks sejarah yang menyertainya. Mayoritas responden menyebutkan Soekarno sebagai sosok seperti yang banyak ditulis di dalam buku pelajaran. Hanya sedikit responden yang menyebut Soekarno sebagai penggagas Pancasila atau peletak dasar bangsa.

Tak hanya sosok Soekarno, pengenalan publik terhadap ajaran-ajaran Soekarno juga sangat terbatas. Nasionalisme serta rela berkorban untuk negara dan bangsa merupakan gagasan dan nilai-nilai yang paling banyak disebut publik sebagai ajaran Soekarno. Namun, tak satu responden pun dalam jajak pendapat ini yang menyebutkan tentang marhaenisme sebagai gagasan yang diajarkan oleh Soekarno.

Minimnya pengetahuan masyarakat mengenai ajaran Soekarno tidak terlepas dari minimnya upaya pemberian materi tentang Soekarno di sekolah-sekolah. Enam dari 10 responden menyatakan materi mengenai sejarah Soekarno yang diberikan di sekolah masih belum memadai.

Di mana Soekarno dilahirkan sempat menjadi kontroversi. Ada dua versi tentang tempat kelahiran Soekarno, yaitu Blitar dan Surabaya, keduanya di Jawa Timur. Polemik ini kembali menghangat ketika pada peringatan hari lahir Pancasila 1 Juni 2015, Presiden Joko Widodo dalam pidatonya menyebut Soekarno dilahirkan di Blitar.

Penyebutan Soekarno lahir di Blitar ditemukan dalam laman Tropenmuseum. Sumber ini dijadikan referensi pidato Presiden. Selain sumber tersebut, penyebutan Blitar sebagai tempat lahir Soekarno juga tercantum di buku-buku pelajaran sekolah.

Dalam seminar Pelurusan Sejarah Soekarno di Surabaya, 28 Agustus 2010, yang diikuti oleh para sejarawan dan politikus, disebutkan, Soekarno dilahirkan di Surabaya. Sejumlah literatur, termasuk buku biografi Soekarno sebelum 1970, tertulis Soekarno lahir di Surabaya.

Page:

Ikuti perkembangan berita ini dalam topik:

Editor : Laksono Hari Wiwoho
Sumber: Harian Kompas