kompas.com

Artikel

Lapangan Kerja Meningkat Ketika Investasi Kondusif di Indonesia

Kamis, 3 Mei 2018 | 16:41 WIB

Indonesia masih terus dihadapkan dengan pembangunan di segala bidang. Dengn kondisi tersebut akan mengundang para investor untuk berinvestasi di Indonesia. Jika iklim investasi berjalan kondusif, maka penciptaan lapangan kerja yang meningkat dan roda ekonomi yang terus berputar pun menjadi dampak positif yang bisa dirasakan.

Investasi sendiri menjadi perhatian pemerintah karena untuk melakukan pembangunan dan penciptaan lapangan kerja tak bisa hanya mengandalkan APBN semata. Hal tersebut diungkapkan oleh Menteri Ketenagakerjaan M Hanif Dhakiri saat mewakili Presiden Joko Widodo dalam acara acara  silaturrahmi dengan 1.500 pekerja di kawasan industri PT  Panasonic Gobel Economy Indonesia (PGEI), Cikarang, Bekasi, Jawa Barat.

"Peningkatan jumlah investasi dalam kurun waktu tiga tahun terakhir,  membawa dampak  kesempatan kerja pun semakin bertambah dan menurunkan angka pengangguran," ujar Hanif, Rabu (02/05/2018),

Berdasarkan data World Economic Forum (WEF), daya saing Indonesia berada di peringkat ke-36 dari 137 negara-negara seluruh dunia.  Rangking tersebut naik lima peringkat dari kedudukan sebelumnya di posisi 41.

"Penyebab meningkatnya daya saing dan investasi Indonesia diantaranya adanya pembangunan infrastruktur di berbagai daerah,  pembangunan sumber daya manusia melalui investasi pendidikan, kesehatan, guna meningkatkan taraf hidup atau kesejahteraan masyarakat," kata Hanif.

Hanif juga mengungkapkan laporan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BPKM) mengenai investasi di Indonesia. Per tahun 2014, total investasi yang masuk ke Indonesia sejumlah 463,1 triliun.

Sedangkan sampai dengan akhir tahun 2017 investasi yang masuk sejumlah 692,9 triliun. Dengan demikian terjadi peningkatan sebesar 229,8 triliun.

Dalam kesempatan silaturrahim tersebut, Hanif memberikan apresiasi yang tinggi kepada keluarga besar PT Panasonic Gobel dan investor Jepang yang telah banyak berkontribusi bagi peningkatan ekonomi, penciptaan lapangan kerja dan peningkatan kapasitas ekspor.

Hal tersebut disambut baik oleh Rachmat Gobel yang menyatakan pihaknya mendukung langkah pemerintah dan berkomitmen membangun kualitas tenaga kerja yang kompeten. Terbukti sejak 58 tahun berdiri, Panasonic Gobel telah berkomitmen membangun sumber daya manusia berkualitas sebelum memproduksi barang. Jumlah karyawannya pun sebanyak  18 ribu karyawan dengan jumlah tenaga kerja ahli dari Jepang sebanyak 99 orang atau hanya 0,55 persen.

Rachmat menambahkan sebagai ungkapan terima kasih kepada pemerintah yang telah mendukung Panasonic, setiap tahunnya ada 400 engineer dan teknisi produksi Indonesia, yang di-training di Jepang dalam tiga tahun. Ada 500 lulusan SMA atau sederajat dilatih ke Jepang.

"Melalui proses training ini, interaksi tenaga ahli Jepang yang telah memiliki pengalaman dan jam kerja dengan tenaga Indonesia telah meningkatkan kualitas manusia ke sumber daya Iptek Indonesia," katanya.

Ditambahkan Rachmat, Jepang saat ini merupakan investor kedua terbesar dalam lima tahun terakhir. Saat ini telah hadir 1500 perusahaan Jepang yang berinvestasi di Indonesia selama 15 tahun terakhir. "Sebanyak 4,7 juta lapangan kerja tercipta, 93,3 persen adalah TKI dan 6,7 persen tenaga ahli Jepang, " kata Rachmat.