Ratusan Hektar Tanaman Padi dan Jagung di Sikka Diserang Hama Tikus, Petani Terancam Gagal Panen

Jumat, 18 Februari 2022 | 09:03 WIB

Foto : Petani di Dusun Kampung Baru, Desa Talibura Kecamatan Talibura, Kabupaten Sikka, NTT, sedang mengecek jagung di lahan pertanian yang sudah terserang hama tikus, pada Kamis (17/2/2022).Dokumen warga Foto : Petani di Dusun Kampung Baru, Desa Talibura Kecamatan Talibura, Kabupaten Sikka, NTT, sedang mengecek jagung di lahan pertanian yang sudah terserang hama tikus, pada Kamis (17/2/2022).

MAUMERE, KOMPAS.com - Ratusan hektar tanaman padi dan jagung di Dusun Kampung Baru, Desa Talibura, Kecamatan Talibura, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT), diserang hama tikus.

Akibatnya, para petani di wilayah tersebut terancam gagal panen.

Salah satu warga, Fransiska Salvia mengatakan, ratusan hektar lahan tanaman padi dan jagung di wilayah tersebut sudah siap panen. Namun, semuanya mendadak terserang hama tikus.

Ia mengaku, serangan hama tikus terjadi sejak tiga pekan terakhir. Bahkan sebagian tanaman padi dan jagung di lahan mereka sudah rusak parah.

"Tikus sudah mulai serang jagung dan padi sejak tiga pekan terakhir. Tanaman padi dan jagung kami rusak semua," ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Kamis (17/2/2022) malam.

Baca juga: Lompat dari Kapal, Seorang Warga Sikka Tewas di Pelabuhan Lorens Say Maumere

Warga lain, Matis Wonga mengatakan, jumlah lahan padi dan jagung yang terserang hama tikus diperkirakan ratusan hektar.

Ia mengaku, mereka sudah melakukan berbagai upaya, termasuk memburu tikus. Namun, upaya itu belum juga berhasil untuk mengurangi serangan hama tikus tersebut.

"Kita takutkan, serangan hama tikus kian mengganas dan membuat mereka gagal panen. Kami berharap ada perhatian dari Pemda Sikka untuk mengatasi serangan hama tikus ini," ungkap Matias.

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Sikka Jemmy Sadipun mengaku belum mendapatkan informasi terkait serangan hama tikus pada jagung dan padi di Kecamatan Talibura itu.

"Kita akan segera mencari tahu dan secepatnya mengambil tindakan," kata Jemmy saat dihubungi, Kamis malam.


 

Ia mengatakan, pihaknya justru sedang fokus mengantisipasi serangan ulat grayak, yang biasanya terjadi pada musim pancaroba.

Ia menyebut, sudah berkoordinasi dengan petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT)agar selalu waspada dengan serangan ulat grayak.

Baca juga: Kasus DBD di Sikka Meningkat Jadi 162 Orang, 1 Meninggal Dunia

“Saya minta mereka agar pestisida dan insektisida harus selalu pada posisi siap, sehingga ketika terjadi eksplosif, bisa langsung dilakukan pengendalian,” katanya.

Ia menambahkan, sementara waktu, pihaknya sedang melakukan survei ke sejumlah lokasi, terutama yang berpotensi mendapat serangan ulat grayak.


Penulis : Kontributor Maumere, Nansianus Taris
Editor : Dheri Agriesta