Cerita Pasien Covid-19 di Nganjuk Tak Dapat Obat Saat Isoman, Awalnya Tak Alami Gejala

Rabu, 14 Juli 2021 | 16:53 WIB

Ilustrasi corona virus (Covid-19)KOMPAS.COM/Shutterstock Ilustrasi corona virus (Covid-19)

NGANJUK, KOMPAS.com - Sudah jatuh tertimpa tangga, mungkin peribahasa itu yang kini dialami gadis berinisial ID (24), salah satu pasien Covid-19 asal Nganjuk yang tengah isolasi mandiri (isoman) di rumahnya.

ID telah menjalani isolasi mandiri sejak Kamis (8/7/2021). Sampai hari ini, ia belum pernah mendapat obat dari rumah sakit (RS).

Saat berinisiatif bertanya kepada petugas rumah sakit, ia mendapat jawaban stok obat di apotek kosong. Sedangkan RS lebih banyak memberikan obat melalui suntikan kepada pasien Covid-19.

“Katanya kalau (obat berbentuk pil) habis, terus pakai (obat yang) disuntik sih kata dokternya waktu aku menghubungi tadi,” kata ID saat dihubungi Kompas.com, Rabu (14/7/2021).

Awalnya, ID dinyatakan reaktif berdasarkan tes cepat antigen pada Kamis (8/7/2021). Ia menjalani tes di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kertosono, Nganjuk.

Baca juga: 270 Dokter di Surabaya Terpapar Covid-19, Mahasiswa Kedokteran Diajak Jadi Relawan Kesehatan

Setelahnya, ia mengikuti tes usap dengan metode polymerase chain reaction (PCR) dan dinyatakan positif Covid-19.

Karena tak merasakan gejala, ia memutuskan melakukan isolasi mandiri di bawah pengawasan RSUD Kertosono.

Saat itu, ia tak mendapat obat atau resep dari dokter di RSUD Kertosono.

“Awalnya emang enggak ada gejala sekali, makanya enggak dikasih (obat),” tuturnya.

Setelah dua hari menjalani isolasi mandiri, ID merasakan gejala. Tiba-tiba, kemampuan menciumnya hilang, pilek, batuk, dan dadanya sesak.


 

Ia pun berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan obat.

“(Setelah muncul gejala) baru tak tanyaian habis itu ke dokternya,” sebutnya.

Adapun selama ini, ID mengaku mengonsumsi obat yang dibelinya dari salah satu apotek di wilayah Nganjuk.

Ia meminta bantuan orangtuanya untuk membeli obat yang bisa dibeli tanpa resep dokter.

Baca juga: Tambah 168 Kasus Positif Covid-19 di Nganjuk, 116 Pasien Sembuh

“Beli obat ya cuma buat penurun panas, batuk, sesak,” paparnya.

Saat dikonfirmasi, juru bicara Satuan tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Nganjuk dr Hendriyatno mengatakan, stok obat masih mencukupi.

“Berlebih tidak, kurang tidak,” katanya singkat.


Penulis : Kontributor Nganjuk, Usman Hadi
Editor : Dheri Agriesta