Gubernur Sulsel: Tambang Liar Punya Andil Besar Sebabkan Longsor Gowa

Sabtu, 26 Januari 2019 | 08:22 WIB

Gubernur Sulawesi Selatan Nurdin Abdullah saat ditemui awak media di kota Palopo usai menghadiri perayaan hari perlawanan rakyat Luwu, Rabu (23/01/2019). KOMPAS.com/AMRAN AMIR Gubernur Sulawesi Selatan Nurdin Abdullah saat ditemui awak media di kota Palopo usai menghadiri perayaan hari perlawanan rakyat Luwu, Rabu (23/01/2019).

GOWA, KOMPAS.com - Gubernur Sulawesi Selatan Nurdin Abdullah mengatakan, perambahan hutan dan aktivitas tambang liar di sekitar daerah aliran Sungai Jeneberang menyebabkan banjir di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.

Menurut dia, aktivitas tambang dan perambahan hutan semakin merajalela di Kabupaten Gowa, meski pihak kepolisian telah memproses hukum sejumlah pelaku.

"Kita tidak bisa pungkiri bahwa perambahan hutan dan aktivitas tambang liar punya andil besar dalam bencana longsor dan banjir. Hal ini merupakan pekerjaan rumah yang harus kami selesaikan selanjutnya, sebab Bendungan Bilibili memiliki dampak ke beberapa Kabupaten termasuk Kota Makassar," kata Nurdin, Sabtu (26/1/2019).

Baca juga: 3 Korban Tewas Kembali Ditemukan, Total Korban Longsor Gowa 33 Orang

Sementara itu, Bupati Gowa Adnan Purichta Ichsan Yasin Limpo mengatakan, perizinan penambangan di Kabupaten Gowa telah dihentikan sejak tahun 2015.

"Izin tambang di Kabupaten Gowa telah kami hentikan sejak tahun 2015 dan selanjutnya diambil alih pemerintah provinsi," ujar Adnan.

Sebelumnya, bencana longsor dan banjir yang melanda Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, telah menelan 33 korban jiwa.

Baca juga: Pencarian Korban Longsor Gowa Terkendala Cuaca Buruk, Tim SAR Temukan 1 Jenazah

Puluhan korban yang dinyatakan hilang masih dalam pencarian.


Penulis : Kontributor Bone, Abdul Haq
Editor : Kurnia Sari Aziza