Data Terbaru BMKG, Gempa di Donggala Bermagnitudo 7,4

Jumat, 28 September 2018 | 22:29 WIB

Tsunami menerjang daratan dalam video yang disebut sebagai tsunami Palu yang beredar di media sosial, Jumat (29/9/2018) sesaat setelah gempa bermagnitudo 7,7 mengguncang Donggala, Sulawesi Tengah.YOUTUBE Tsunami menerjang daratan dalam video yang disebut sebagai tsunami Palu yang beredar di media sosial, Jumat (29/9/2018) sesaat setelah gempa bermagnitudo 7,7 mengguncang Donggala, Sulawesi Tengah.

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengungkapkan, data terbaru menyebutkan bahwa gempa yang melanda Donggala, Sulawesi Tengah, Jumat (28/9/2018), berkekuatan magnitudo 7,4.

Gempa terjadi pada pukul 17.02.44 WIB atau 18.02.44 WITA.

Pembaharuan data tersebut berdasarkan hasil rekaman sensor-sensor gempa yang terkumpul beberapa menit setelah gempa terjadi.

Sehingga, data terbaru mencatat gempa terjadi di lokasi 0.20 LS dan 119.89 BT dan berjarak 26 kilometer dari Utara Donggala Sulawesi Tengah, dengan kedalaman 11 kilometer.

Baca juga: Hingga Jumat Pukul 21.00 WIB, Terjadi 31 Gempa Susulan di Kawasan Donggala

"Setelah bertambahnya rekaman seismometer yang dapat kami pantau sebanyak 146 sensor, maka data diperbaharui menjadi gempa berkekuatan magnitudo 7,4," ujar Dwikorita, saat konferensi pers melalui sambungan Skype, dari Yogjakarta, Jumat.

BMKG telah mencatat satu orang meninggal dunia di Kabupaten Donggala, 10 orang luka-luka, dan puluhan rumah rusak akibat gempa bumi itu.

Selain itu, gempa juga menyebabkan gelombang tsunami yang terjadi di Pantai Palu dengan ketinggian 0,5 sampai 1,5 meter, pantai Donggala kurang dari 50 sentimeter, dan Pantai Mamuju dengan ketinggian 6 sentimeter.

Tsunami diperkirakan sampai ke daratan pada pukul 17.22 WIB atau 18.22 WITA.

Baca juga: Kepala BMKG Sebut Gempa di Donggala Timbulkan Tsunami dengan Level Siaga

Peringatan tsunami telah diakhiri pada pukul 17.36.12 WIB atau 18.36.12 WITA, dengan pertimbangan air naik semakin surut dan pengamatan saksi mata salah satunya staf BMKG di Kota Palu.

"Peringatan tsunami telah kami keluarkan sekitar lima menit setelah kejadian gempa. Terpantau dari saksi mata di lapangan, ketinggian muka air laut mencapai 1,5 meter," ujar Dwikorita.

"Namun, kemudian setelah kita pantau, tsunami datang, air naik semakin surut. Dengan surutnya air yang teramati, maka peringatan dini tsunami kami akhiri," sambung dia.


Penulis : Rindi Nuris Velarosdela
Editor : Robertus Belarminus