Hingga Jumat Pukul 21.00 WIB, Terjadi 31 Gempa Susulan di Kawasan Donggala

Jumat, 28 September 2018 | 21:43 WIB

Tsunami menerjang daratan dalam video yang disebut sebagai tsunami Palu yang beredar di media sosial, Jumat (29/9/2018) sesaat setelah gempa bermagnitudo 7,7 mengguncang Donggala, Sulawesi Tengah.YOUTUBE Tsunami menerjang daratan dalam video yang disebut sebagai tsunami Palu yang beredar di media sosial, Jumat (29/9/2018) sesaat setelah gempa bermagnitudo 7,7 mengguncang Donggala, Sulawesi Tengah.

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat sudah 31 gempa susulan terjadi di kawasan Donggala, Sulawesi Tengah, Jumat (28/9/2018) hingga pukul 21.00 WIB.

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengungkapkan, gempa susulan terjadi dengan kekuatan magnitudo terkecil 2,9 dan terbesar 6,3.

"Sampai pukul 20.00 WIB, sudah 22 gempa susulan dan terus bertambah menjadi 31 gempa susulan pada pukul 21.00 WIB," ujar Dwikorita, saat konferensi pers melalui sambungan Skype dari Yogjakarta, Jumat (28/9/2018).

Baca juga: Kepala BMKG Sebut Gempa di Donggala Timbulkan Tsunami dengan Level Siaga

Diberitakan sebelumnya, gempa dengan kekuatan magnitudo 7,7 melanda wilayah Donggala, Sulawesi Tengah.

Gempa berkedalaman 10 kilometer, berpusat di 0,18 LS dan 119,85 BT atau 27 kilometer Timur Laut Donggala-Sulawesi Tengah. Gempa tersebut diakibatkan aktivitas sesar geser Palu-Koro.

Akibat gempat tersebut, gelombang tsunami terjadi di Pantai Palu dengan ketinggian 0,5 sampai 1,5 meter, pantai Donggala kurang dari 50 sentimeter, dan Pantai Mamuju dengan ketinggian 6 sentimeter.

Tsunami diperkirakan sampai ke daratan pada pukul 17.22 WIB atau 18.22 WITA.

Peringatan tsunami telah diakhiri pada pukul 17.36.12 WIB atau 18.36.12 WITA dengan pertimbangan air naik semakin surut dan pengamatan saksi mata salah satunya staf BMKG di Kota Palu.

Baca juga: Beredar Video Tsunami di Palu, Ini Kata BMKG

"Peringatan tsunami telah kami keluarkan sekitar lima menit setelah kejadian gempa. Terpantau dari saksi mata di lapangan, ketinggian muka air laut mencapai 1,5 meter," ujar Dwikorita.

"Namun kemudian setelah kita pantau, tsunami datang, air naik semakin surut. Dengan surutnya air yang teramati, maka peringatan dini tsunami kami akhiri," sambung dia.


Penulis : Rindi Nuris Velarosdela
Editor : Robertus Belarminus