BPOM Temukan Pelanggaran pada Visualisasi Iklan Produk Susu Kental Manis

Senin, 9 Juli 2018 | 14:38 WIB

Kepala BPOM Penny K Lukito (kedua dari kiri) saat konferensi pers di Kantor BPOM, Senin (9/7/2018).KOMPAS.com/Ardito Ramadhan D Kepala BPOM Penny K Lukito (kedua dari kiri) saat konferensi pers di Kantor BPOM, Senin (9/7/2018).

JAKARTA, KOMPAS.com — Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menyoroti visualisasi yang ditayangkan dalam iklan produk-produk susu kental manis (SKM).

Kepala BPOM Penny K Lukito menyatakan, tayangan iklan produk SKM selama ini memberikan persepsi yang salah bahwa SKM dapat menjadi produk pengganti susu.

"Industri susu kental manis adalah industri pada umumnya. Ada kebutuhan menggunakan SKM untuk hidangan tertentu untuk menambah rasa. Namun, visualisasi dalam iklan melanggar kriteria yang ditetapkan BPOM," kata Penny, dalam konferensi pers di kantornya, Senin (9/7/2018).

Penny menyebut, ada beberapa visualisasi dalam iklan SKM yang melanggar ketentuan. Misalnya, kemunculan gambar anak berusia di bawah lima tahun, atau gambar yang menyamakan susu kental manis dan susu biasa.

Baca juga: BPOM Tegaskan SKM Boleh untuk Pelengkap Sajian, Bukan Pengganti Susu

"Itu akan memberikan persepsi yang salah. Jelas susu kental manis adalah produk untuk pelengkap sajian. Jangan sampai anak kecil bayi dikasih asupan susu kental manis yang kayak susu, itu akan memberikan efek yang tidak baik untuk pertumbuhan," kata Penny.

Penny khawatir, visualisasi tersebut dapat mendorong anak-anak mengonsumsi produk susu kental manis secara berlebihan.

Padahal, susu kental manis mempunyai kandungan gula yang tidak baik dikonsumsi oleh anak-anak.

Baca juga: Di Balik Manisnya Susu Kental Manis, Ahli Jelaskan Bahayanya

Sebelumnya, BPOM mengeluarkan Surat Edaran bernomor HK.06.5.51.511.05.18.2000 tahun 2018 tentang Label dan Iklan pada Produk Susu Kental dan Analognya (Kategori Pangan 01.3).

Beredarnya surat tersebut menggegerkan masyarakat yang selama ini beranggapan bahwa produk SKM dapat digunakan sebagai pengganti susu dalam memenuhi kebutuhan asupan nutrisi dan gizi.

Kompas TV Setelah adanya alternatif susu dari bahan kedelai, kali ini ada lagi susu yang menggunakan bahan talas.


Penulis : Ardito Ramadhan
Editor : Robertus Belarminus