Trump: Sejak Saya Menjabat, Dunia Jadi Lebih Aman

Rabu, 13 Juni 2018 | 19:48 WIB

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un (kiri) bersalaman dengan Presiden AS Donald Trump pada pertemuan bersejarah antara AS-Korea Utara, di Hotel Capella di Pulau Sentosa, Singapura, Selasa (12/6/2018). Pertemuan ini merupakan yang pertama kalinya bagi pemimpin kedua negara dan menjadi momentum negosiasi untuk mengakhiri kebuntuan permasalahan nuklir yang telah terjadi puluhan tahun.AFP PHOTO/SAUL LOEB Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un (kiri) bersalaman dengan Presiden AS Donald Trump pada pertemuan bersejarah antara AS-Korea Utara, di Hotel Capella di Pulau Sentosa, Singapura, Selasa (12/6/2018). Pertemuan ini merupakan yang pertama kalinya bagi pemimpin kedua negara dan menjadi momentum negosiasi untuk mengakhiri kebuntuan permasalahan nuklir yang telah terjadi puluhan tahun.

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan semua orang di dunia kini berada dalam suasana yang lebih aman.

Trump mengatakannya di Twitter setelah dia mendarat pasca-pertemuan dengan Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong Un di Singapura Selasa (12/6/2018).

Diwartakan Sky News Rabu (13/6/2018), presiden 71 tahun itu berujar bahwa kini Korut tidak akan lagi memberikan ancaman nuklir.

Baca juga: Dianggap Merangkul Korut, Perancis Pertanyakan Kebijakan Trump

"Bertemu Kim Jong Un merupakan pengalaman yang positif dan sangat menarik. Korut sungguh punya potensi di masa depan!" kata Trump.



Presiden dari Partai Republik itu mengklaim, dunia menjadi tempat yang lebih aman sejak dia menjabat di Januari 2017.

Sebelum Trump berkuasa, dia menyatakan seluruh dunia berkata bahwa Negeri "Paman Sam" bakal berperang dengan Pyongyang.

Saat era Presiden Barack Obama, Korut disebut sebagai masalah terbesar dan paling berbahaya yang pernah dihadapi AS.

"Kini tidak lagi (ancaman dari Korut). Tidur dengan nyenyak malam ini!" beber mantan pembawa acara The Apprentice tersebut.



Dalam pertemuan yang berlangsung di Hotel Capella itu, Trump dan Kim menandatangani dokumen yang diklaim sangat "komprehensif".

Dalam dokumen tersebut, tercantum empat poin. Antara lain proses denuklirisasi secara menyeluruh di Semenanjung Korea.

Selain kesanggupan Kim untuk melucuti senjata nuklirnya, Korut juga diminta untuk menyerahkan tawanan perang atau jenazah tentara yang hilang.

Baca juga: Pakar Nilai Kim Jong Un dan Donald Trump Memiliki Kepribadian Serupa


Penulis : Ardi Priyatno Utomo
Editor : Ardi Priyatno Utomo