Najib Kritik Langkah Mahathir Batalkan Proyek Kereta Cepat

Kamis, 31 Mei 2018 | 20:08 WIB

Politisi senior Malaysia Mahathir Mohamad (kiri) dan Perdana Menteri Malaysia Najib Razak menunjukkan jarinya yang bertinta setelah memberikan suaranya dalam pemilhan umum, di tempat pemungutan suara di Malaysia, Rabu (9/5/2018). Pemilu yang berlangsung hari ini menjadi pertarungan sengit Perdana Menteri Petahana Najib Razak, dan mantan PM Mahathir Mohamad.AFP PHOTO/JEWEL SAMAD - REUTERS/ Politisi senior Malaysia Mahathir Mohamad (kiri) dan Perdana Menteri Malaysia Najib Razak menunjukkan jarinya yang bertinta setelah memberikan suaranya dalam pemilhan umum, di tempat pemungutan suara di Malaysia, Rabu (9/5/2018). Pemilu yang berlangsung hari ini menjadi pertarungan sengit Perdana Menteri Petahana Najib Razak, dan mantan PM Mahathir Mohamad.

KUALA LUMPUR, KOMPAS.com - Mantan Perdana Menteri Najib Razak kembali melontarkan kritikan kepada suksesornya, Mahathir Mohamad.

Dilaporkan The Star Kamis (31/5/2018), Najib mengkritik mantan mentor politiknya atas keputusan membatalkan proyek kereta cepat (HSR) Kuala Lumpur ke Singapura.

Dalam unggahannya di Facebook, Najib berkata proyek tersebut bakal memberikan keuntungan sosio-ekonomis bagi kedua negara.

Untuk keuntungan ekonomi saja, Najib memprediksi Malaysia bisa menerima pendapatan kotor nasional hingga 650 miliar ringgit, atau Rp 2.266 triliun, pada 2069 mendatang.

Baca juga: Hitung Uang Rp 405 Miliar dari Najib Butuh Waktu 3 Hari dan 22 Petugas

"Belum lagi peluang terciptanya 110.000 lapangan pekerjaan, yang bakal meningkat 442.000 di 2069," ucap mantan PM berusia 64 tahun itu.

Selain pertumbuhan ekonomi dan lapangan pekerjaan, keuntungan lain menurut Najib adalah transfer pengetahuan soal teknologi kereta cepat.

Serta peningkatan pariwisata. "Sangat disayangkan jika perdana menteri tidak melihat proyek ini untuk mendongkrak ekonomi," katanya.

Najib mengaku kecewa dengan tindakan Mahathir yang dianggapnya gegabah dalam membatalkan proyek pembangunan kereta cepat itu.

Seharusnya, kata Najib, pemerintahan Mahathir bisa melakukan konsultasi dahulu dengan pihak yang terlibat proyek sebelum membatalkannya.

Najib kemudian meminta agar pemerintahan yang sekarang tidak memutuskan sesuatu hanya sebagai balas dendam kepada koalisi Barisan Nasional.

"Keputusan yang dilandasi dengan emosi justru bakal mendatangkan kerugian besar bagi rakyat Malaysia," beber mantan Ketua Barisan Nasional tersebut.

Sebelumnya, Mahathir mengumumkan pembatalan terhadap proyek kereta cepat yang dilaporkan bakal menghabiskan anggaran 110 miliar ringgit, sekitar Rp 386 triliun.

Dalam pernyataan Mahathir, dia memutuskan membatalkan proyek itu karena Malaysia saat ini menanggung hutang 1 triliun ringgit, atau Rp 3.500 triliun.

Pernyataan Mahathir ini nampaknya akan mengagetkan Singapura yang dengan cemas mengamati dampak kembalinya Mahathir terhadap hubungan kedua negara.

Di masa Mahathir menjabat perdana menteri lebih dua dekade lalu, hubungan Malaysia dan Singapura tak pernah terlalu mesra.

Singapura dan Malaysia menandatangani proyek pembangunan kereta cepat tersebut pada 2016.

Baca juga: Mahathir Batalkan Proyek KA Cepat Singapura-Kuala Lumpur


Penulis : Ardi Priyatno Utomo
Editor : Ardi Priyatno Utomo