Budi Waseso: Petani Ganja di Aceh Hanya Dimanfaatkan Bandar Narkoba

Rabu, 27 Desember 2017 | 18:29 WIB

Kepala BNN Budi Waseso dalam konferensi pers di Kantor BNN, Jakarta, Rabu (27/12/2017)Kompas.com/YOGA SUKMANA Kepala BNN Budi Waseso dalam konferensi pers di Kantor BNN, Jakarta, Rabu (27/12/2017)

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Budi Waseso mengungkapkan, para bandar narkoba memiliki peran yang besar menjadikan Aceh sebagai daerah penghasil ganja terbesar di Indonesia.

"Petani-petani ganja di Aceh hanya dimanfaatkan oleh jaringan atau bandar narkoba," ujar Budi Waseso di Kantor BNN Jakarta, Rabu (27/12/2017).

Menurut pria yang kerap disapa Buwas itu, para petani hanya dibayar untuk menanam pohon ganja. Sementara itu, yang menguasai pangsa pasar adalah para pemodal atau para bandar narkoba tersebut.

Buwas mengatakan, atas kerja sama dengan TNI-Polri, BNN menemukan ratusan hektar lahan ganja di Aceh. Selain itu, BNN juga menyita 151 ton ganja dari Aceh.

(Baca juga: BNN: 68 Narkoba Jenis Baru Ditemukan Selama 2017)

Saat ini, BNN bersama dengan pemerintah daerah setempat dan Kementerian Pertanian mencoba memutus hubungan antara para petani dengan bandar narkoba.

Caranya, yakni dengan membantu para petani untuk mengembangkan dan membiasakan menanam tanaman lain selain ganja. Tanaman tersebut yakni padi, kopi dan jagung.

"Program ini jangka panjang mudah-mudahan bisa menjadi kegiatan atau program nasional sehingga bisa meningkatkan ketahanan pangan," kata Budi.

Kompas TV 11 orang ditangkap di Jayapura karena memiliki ganja seberat 3 Kilogram




Penulis : Yoga Sukmana
Editor : Bayu Galih