Ketua MPR Sepakat dengan Ide Jokowi soal Film G30S/PKI Versi Kekinian

Rabu, 20 September 2017 | 17:59 WIB

Ketua MPR RI Zulkifli Hasan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (6/9/2017).KOMPAS.com/Nabilla Tashandra Ketua MPR RI Zulkifli Hasan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (6/9/2017).

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua MPR Zulkifli Hasan sepakat dengan ide Presiden Joko Widodo soal pembuatan film tentang Gerakan 30 September 1965 yang selama ini dikaitkan dengan Partai Komunis Indonesia versi kekinian.

Namun, ia menilai bahwa maksud pernyataan Presiden itu tidak hendak merevisi alur sejarah yang sudah ada.

"Bukan direvisi, kalau mau bikin film baru sesuai dengan perkembangan zaman kan bagus. Anak-anak muda kan," tutur Zulkifli, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (20/9/2017).

Dia menilai, pembuatan film tentang Gerakan 30 September versi kekinian penting untuk memberi pemahaman sejarah kepada generasi muda.

Sebab, menurut dia, banyak generasi muda yang tidak mengetahui sejarah bangsa Indonesia sejak pra-kemerdekaan hingga pasca-kemerdekaan.

(Baca juga: KPAI: Acara Nonton Bareng Film G30S/PKI di Sekolah Perlu Dikaji Ulang)

Ia mengaku pernah datang ke suatu kampus dan berdiskusi dengan para mahasiwanya. Zulkifli menuturkan dalam diskusi tersebut, ada beberapa mahasiwa yang mengaku tak mengetahui sejarah bangsa.

"Tahunya mereka belajar, pintar, cari uang, ya itu (terus) seneng-seneng. Soal orang miskin dan lainnya mereka bilang, 'bukan urusan kami, kami yang penting bayar pajak'. Ini kan karena mereka enggak tahu sejarah," ucap Zulkifli.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo menanggapi ajakan nonton bareng pemutaran film Penumpasan Pengkhianatan Gerakan 30 September Partai Komunis Indonesia (1984) yang dilakukan oleh berbagai kalangan di masyarakat.

(Baca: Jokowi Ingin Ada Film G30SPKI Versi Kekinian)

Presiden menekankan bahwa menonton film apalagi mengenai sejarah itu penting. Akan tetapi, untuk anak-anak milenial yang sekarang, menurut Presiden, seharusnya dibuatkan lagi film yang disesuaikan dengan gaya mereka.

Dengan begitu, para anak muda ini akan dengan mudah memahami bahayanya komunisme.

"Akan lebih baik kalau ada versi yang paling baru, agar lebih kekinian, bisa masuk ke generasi-generasi milenial," kata Presiden, Senin (18/9/2017).

Kompas TV Presiden menilai, film tentang pengkhianatan komunias ini harus disesuaikan dengan karakter anak muda.




Penulis : Rakhmat Nur Hakim
Editor : Bayu Galih