Ketimpangan Masih Lebar, BPS Ingatkan Menjamurnya Radikalisme

Rabu, 1 Februari 2017 | 13:30 WIB

Yoga Sukmana Jajaran Pimpinan Badan Pusat Statistik (BPS) saat konferensi pers

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan, tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk Indonesia yang oleh gini ratio mencapai 0,394 pada September 2016, atau turun 0,008 poin dari data September 2015.

Kepala BPS Suharyanto mengingatkan bahwa masalah ketimpangan harus menjadi fokus pemerintah tahun ini. Sebab, ketimpangan berkaitan erat dengan menjamurnya radikalisme.

"Ada enggak sih kaitannya? pasti ada. kalau bicara radikalisme, terorisme, kan hanya detilnya. Namun akarnya kan banyak sekali, salah satu faktornya adalah kemiskinan atau ketimpangan," ujarnya di Kantor BPS, Jakarta, Rabu (1/2/2017).

Suharyanto juga B Oleh karena itu, pemerintah harus fokus dengan masalah ketimpangan.

"Kalau itu terjadi (ketimpangan semakin lebar), maka gampang dipengaruhi sehingga timbulkan radikalisme. Namun itu bukan satu-satunya faktor ya," kata Suharyanto.

Selain itu, BPS juga melaporkan persentase pengeluaran pada kelompok 40 persen masyakarat terbawah Indonesia adalah sebesar 17,11 persen pada September 2016.

Angka itu lebih baik dibandingkan kondisi September 2015 yang hanya 17,01 persen.

Bila mengacu kepada ukuran Bank Dunia, dengan persentase pengeluaran pada kelompok 40 persen masyakarat terbawah sebesar 17,11 persen, Indonesia termasuk ke dalam kategori negara dengan ketimpangan rendah.

Kompas TV BPS: Cabai Bisa Sumbang Inflasi Januari 2017




Penulis : Yoga Sukmana
Editor : Aprillia Ika