China Berambisi Bangun Jaringan Kereta dari Tibet ke Nepal pada 2030

Selasa, 16 Agustus 2016 | 22:26 WIB

Wikipedia Pada 2006, China menyelesaikan pembangunan jaringan rel kereta api sepanjang lebih dari 1.000 kilometer yang menghubungkan Tibet dengan wilayah lain negeri itu.

BEIJING, KOMPAS.com - China memang negeri dengan banyak ambisi besar, salah satunya adalah membangun jaringan rel kereta api dari Tibet ke Asia Selatan menembus pengunungan Himalaya pada 2030.

Kereta api Himalaya itu nantinya akan melaju dengan kecepatakn di atas 100 kilometer per jam melintasi kaki pegunungan tertinggi di dunia itu.

Menurut harian People's Daily, dalam sebuah forum di Beijing awal bulan ini yang digelar Pusat Riset Tibetologi China, para peneliti membeberkan rencana ambisius ini.

Jaringan rel kereta api ini akan berawal di Shigatse, sebuah kota yang berjarak 3 jam berkereta api dari ibu kota Tibet, Lhasa.

Jaringan kereta api ini kemudian akan berkembang ke Gyirong di perbatasan Nepal. Dari sana, jalur kereta cepat itu akan dilanjutkan hingga ke Kathmandu, Nepal.

Berdasarkan rencana pembangunan lima tahun yang baru, rel kereta api Shigatse-Gyirong akan dikerjakan hingga 2020. Jalur tambahan akan dikerjakan pada 2030.

Pemerintah Nepal sangat terbuka dengan rencana China membangun jaringan kereta api internasional hingga ke negeri pegunungan itu.

Pada Maret lalu, PM China Li Keqiang sudah melakukan pertemuan dengan PM Nepal KP Sharma Oli untuk menjalin kesepakatan terkait riset awal proyek raksasa ini.

Saat ini, dua perusahaan asal China sudah tertarik membangun jalur kereta api sepanjang 121 kilometer yang menghubungkan Kathmandu dan Rasuwagadhi, sebuah kota di Nepal yang terletak dekat kota perbatasan China, Gyirong.

China sudah memiliki pengalaman membangun jalur kereta api di dataran tinggi Himalaya. Pada 2006, China menyelesaikan jalur kereta api sepanjang 1.100 kilometer yang menghubugkan Tibet dengan daerah lain di negeri itu.

Kemudian pada 2014, China membangun jalur sepanjang 250 kilometer yang menghubungkan ibu kota Lhasa dengan Shigatse, kota terbesar kedua di Tibet.


Penulis :
Editor : Ervan Hardoko