Tekan Impor, Kimia Farma Gandeng PT Garam

Selasa, 22 April 2014 | 10:55 WIB

Achmad Fauzie/KONTAN Ilustrasi Kimia Farma


JAKARTA, KOMPAS.com - PT Kimia Farma menandatangani kerjasama dengan PT Garam untuk memasok bahan baku garam farmasi. Selama ini, kebutuhan garam farmasi untuk keperluan bahan baku obat-obatan sepenuhnya impor.

"Ini adalah breakthrough kemandirian bahan baku obat, selama ini impor. Mulai dari garam, akan dikembangkan seterusnya. BPPT sudah memperoleh paten untuk garam farmasi dan BPOM sudah meninjau fasilitas kita di Surabaya. User seperti Otsuka dan Kimia Farma sudah lihat garam berkualitas yang bisa dipakai untuk bahan baku obat," kata Direktur Utama Kimia Farma Rusdi Rosman di Kantor Kementerian BUMN, Selasa (22/4/2014).

Rusdi mengaku pihaknya akan membangun pabrik di Surabaya yang ditargetkan berproduksi mulai akhir tahun 2014. Sehingga, devisa negara pun dapat dihemat.  Selama ini, impor garam farmasi mencapai 3.000 ton dan garam pangan 320.000 ton.

Rusdi mengatakan, nilai investasi kerjasama ini mencapai Rp 28 miliar. Dengan investasi yang dapat dikatakan murah ini, lanjutnya, impor garam untuk farmasi dan pangan dapat dihentikan.

Direktur Utama PT Garam Yulian Lintang, mengatakan, selama ini pihaknya harus mengimpor bahan baku pembuatan obat. "Kita telah memasuki babak pertama masuk babak pertama bahan farmasi garam. Selama ini kita impor dari manapun untuk memenuhi kebutuhan industri obat dalam negeri, dari Tiongkok, Thailand, dan Swiss," ujar Direktur Utama PT Garam Yulian Lintang pada kesempatan yang sama.

Sebagai informasi, hampir 95 persen bahan baku obat masih diimpor. Dalam industri farmasi, garam farmasi merupakan bahan baku yang digunakan antara lain sebagai bahan baku sediaan infus, produksi tablet, pelarut vaksin, sirup, oralit, cairan cuci darah, dan sebagainya.


Penulis : Sakina Rakhma Diah Setiawan
Editor : Erlangga Djumena