Demokrat: Jokowi-Prabowo yang Kompetisi, tapi yang "Digebukin" Pak SBY Terus

By Ihsanuddin - Senin, 17 September 2018 | 13:15 WIB
Ketua umum parta Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono menyampaikan sambutan dalam pembukaan Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Partai Demokrat tahun 2018 di Sentul International Convention Center, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (10/03/2018) .Partai Demokrat menggelar Rapimnas selama dua hari 10-11 Maret 2018 untuk membahas strategi Pemilu 2018 serta Pemilu Legislatif dan Pilpres 2019.
Ketua umum parta Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono menyampaikan sambutan dalam pembukaan Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Partai Demokrat tahun 2018 di Sentul International Convention Center, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (10/03/2018) .Partai Demokrat menggelar Rapimnas selama dua hari 10-11 Maret 2018 untuk membahas strategi Pemilu 2018 serta Pemilu Legislatif dan Pilpres 2019. (KOMPAS.com / ANDREAS LUKAS ALTOBELI)

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekjen Partai Demokrat Hinca Pandjaitan mengaku heran dengan serangan yang terus menimpa Partai Demokrat dan Susilo Bambang Yudhoyono menjelang tahun politik.

Belakangan, Demokrat merasa difitnah oleh pemberitaan yang ditulis Asia Sentinel.

Media asal Hong Kong tersebut, pada Rabu (12/9/2018), memuat artikel soal dugaan konspirasi kejahatan keuangan di era pemerintahan SBY.

Pada artikel yang ditulis editor yang juga pendiri Asia Sentinel, John Berthelsen, disebut bahwa Bank Century digunakan untuk merampok uang negara.

Baca juga: Merasa SBY Difitnah, Demokrat Mengadu ke Dewan Pers

Menurut tulisan tersebut, Century direkayasa sebagai bank gagal pada 2008.

Tulisan tersebut juga menyebut bahwa SBY menggunakan Bank Century untuk melakukan pencucian uang sebesar 12 miliar dollar AS.

"Ini Demokrat ini enggak pernah sepi dari berita, luar biasa, mungkin saking seksinya," kata Hinca di Jakarta, Senin (17/9/2018).

Hinca heran dengan isu yang terus menyerang SBY dan Demokrat.

Padahal, SBY dan Demokrat di Pilpres 2019 tak menjadi pemain utama.

Demokrat hanya ikut mengusung pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga yang akan berkompetisi dengan pasangan petahana Joko Widodo-Ma'ruf Amin.

Baca juga: Berita SBY di Asia Sentinel Dihapus, Demokrat Makin Yakin Itu Propaganda

"Yang berkompetisi capres itu Pak Jokowi sama Pak Prabowo, tapi yang tiap hari digebukin ini Demokrat dan Pak SBY terus," kata Hinca.

Hinca lantas mengungkit kembali isu miring yang menyerang Demokrat jelang Pilkada DKI Jakarta 2017.

Saat itu, Demokrat mengusung putra sulung SBY, Agus Harimurti Yudhoyono, sebagai cagub.

Mantan Ketua KPK Antasari Azhar yang saat itu baru bebas dari jeruji besi, mengungkit kembali soal dugaan kriminalisasi terhadap dirinya yang divonis bersalah atas kasus pembunuhan bos Putra Rajawali Banjaran, Nasrudin Zulkarnaen.

Antasari menuding SBY tahu mengenai rekayasa kasusnya itu.

"Waktu itu kami sudah melaporkan masalah ini ke kepolisian, tapi sampai sekarang tidak ada hasilnya," kata Hinca.

Baca juga: Demokrat Gugat Asia Sentinel karena Tuduh SBY Cuci Uang lewat Century

Hinca menegaskan, Partai Demokrat tak akan tinggal diam dengan tudingan terhadap SBY.

Pada hari ini, ia bersama beberapa jajaran Partai Demokrat mendatangi Dewan Pers dan mengadukan sejumlah media di Indonesia yang turut menyebarkan berita SBY di Asia Sentinel.

Hinca juga berencana untuk terbang langsung ke Hong Kong dan mengadukan Asia Sentinel ke Dewan Pers Hong Kong.

Kompas TV Apakah penunjukkan SBY dan AHY untuk masuk dalam tim sukses bisa disimpulkan Demokrat sudah kokoh mendukung Prabowo-Sandi?






Editor : Inggried Dwi Wedhaswary
Artikel Terkait


Close Ads X