Berita SBY di Asia Sentinel Dihapus, Demokrat Makin Yakin Itu Propaganda

By Ihsanuddin - Sabtu, 15 September 2018 | 12:14 WIB
Ketua umum partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) saat orasi di Jakarta Convention Center, Jakarta, Selasa (7/2/2017). SBY menyampaikan pidato politik dalam rangkaian Dies Natalies ke 15 partai Demokrat yang diawali Rapimnas.
Ketua umum partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) saat orasi di Jakarta Convention Center, Jakarta, Selasa (7/2/2017). SBY menyampaikan pidato politik dalam rangkaian Dies Natalies ke 15 partai Demokrat yang diawali Rapimnas. (KOMPAS.com/ANDREAS LUKAS ALTOBELI)

JAKARTA, KOMPAS.com - Partai Demokrat menegaskan akan tetap menempuh langkah hukum terhadap media Asia Sentinel yang memuat berita tuduhan terhadap Presiden keenam Susilo Bambang Yudhoyono.

Upaya hukum tetap dilakukan meskipun Asia Sentinel belakangan sudah menghapus berita yang diterbitkan pada 12 September lalu itu.

"Dengan dihapusnya berita itu, justru membuat kami semakin yakin bahwa itu adalah berita propaganda untuk menyudutkan SBY dan Partai Demokrat di tahun politik ini," kata Kepala Divisi Advokasi dan Hukum Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean kepada Kompas.com, Sabtu (15/9/2018).

Baca juga: Demokrat Gugat Asia Sentinel karena Tuduh SBY Cuci Uang lewat Century

Ferdinand mengatakan, saat ini Partai Demokrat masih terus merumuskan langkah hukum seperti apa yang akan ditempuh.

Semalam, menurut dia, SBY dan elite Partai Demokrat sudah menggelar rapat perdana untuk membahas permasalahan ini.

"Pasti Partai Demokrat akan melakukan langkah yang tepat dan terukur," kata dia.

Ferdinand menambahkan, Partai Demokrat sudah melakukan komunikasi dengan pihak terkait, termasuk dengan pihak Asia Sentinel.

Baca juga: Novanto Mengaku Siap Bantu KPK Usut Century, Ini Komentar KPK

Namun, Demokrat sama sekali tidak meminta media tersebut untuk menghapus berita yang menyudutkan SBY.

Asia Sentinel, media asal Hong Kong, pada Rabu (12/9/2018), memuat artikel soal dugaan konspirasi kejahatan keuangan di era pemerintahan SBY.

Pada artikel yang ditulis editor yang juga pendiri Asia Sentinel, John Berthelsen, disebut bahwa Bank Century digunakan untuk merampok uang negara.

Menurut tulisan tersebut, Century direkayasa sebagai bank gagal pada 2008.

Namun, saat kompas.com mengakses Asia Sentinel pada Sabtu (15/9/2018) hari ini, tautan ke berita dimaksud sudah tak bisa diakses hingga Sabtu siang.

Editor : Sandro Gatra
Artikel Terkait


Close Ads X