Pencak Silat, Tambang Emas Asian Games 2018

By Edhy Prabowo - Rabu, 22 Agustus 2018 | 11:53 WIB
Presiden Joko Widodo (tengah) didampingi Menteri PUPR Basuki Hadimuljono (kelima kiri), Menpora Imam Nahrawi (keempat kanan) dan Ketua Harian Pengurus Besar Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Edhy Prabowo (kelima kanan) berpose dengan atlet dan ofisial pelatnas pencak silat di Padepokan Pencak Silat TMII, Jakarta, Senin (6/8/2018). Presiden optimis atlet pencak silat akan memperoleh lebih dari dua medali emas pada ajang Asian Games 2018.
Presiden Joko Widodo (tengah) didampingi Menteri PUPR Basuki Hadimuljono (kelima kiri), Menpora Imam Nahrawi (keempat kanan) dan Ketua Harian Pengurus Besar Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Edhy Prabowo (kelima kanan) berpose dengan atlet dan ofisial pelatnas pencak silat di Padepokan Pencak Silat TMII, Jakarta, Senin (6/8/2018). Presiden optimis atlet pencak silat akan memperoleh lebih dari dua medali emas pada ajang Asian Games 2018. (ANTARA FOTO/WAHYU PUTRO A)

JUDUL ini adalah tekad dan doa kami pengurus, pembina, para atlet dan segenap pecinta olahraga pencak silat di seluruh Tanah Air.

Dorongan semangat tak putus kami harapkan dari segenap masyarakat Indonesia dalam perhelatan Asian Games 2018 di Jakarta dan Palembang.

Pemerintah Indonesia bahkan telah menetapkan pencak silat sebagai cabang olahraga paling diandalkan dan sumber medali emas paling potensial di ajang olahraga empat tahunan ini.

Baca juga: Jokowi Yakin Pencak Silat Raih Lebih dari Dua Emas di Asian Games

Pencak silat memang telah diumumkan sebagai salah satu cabang olahraga baru yang diperlombakan (istilahnya: debutan) dalam perhelatan olahraga terbesar kedua di dunia setelah Olimpiade.

Upaya agar pencak silat dipertandingkan di Asian Games tahun ini juga tak lepas dari andil Ketua Umum Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI), Prabowo Subianto, dalam berbagai kesempatan.

Selain melakukan pembinaan ke seluruh tingkatan usia pesilat dalam berbagai perguruan di seluruh Indonesia, Prabowo juga sering sekali membangkitkan kesadaran, elan setiap pesilat bahwa pencak silat adalah olahraga beladiri asli Indonesia dan sejarahnya melekat kuat dalam aliran sejarah bangsa.

Khususnya setelah Indonesia berhasil menjadi juara umum dalam Kejuaraan Dunia Pencak Silat tahun 2016 di Bali, pencak silat semakin populer.

Ketika itu Indonesia menjadi juara umum dengan mengoleksi 11 emas dari 16 nomor yang ditandingkan. Kini, pencak silat akan mentas di Asian Games.

Cabang olahraga beladiri asli Melayu itu digelar di Padepokan Pencak Silat Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur, mulai 23 Agustus.

Vietnam diprediksi bakal menjadi seteru terkuat Indonesia di ajang tersebut. Banyak yang percaya, akar olahraga ini adalah ranah Melayu, maka jangan heran bila rumpun negara-negara Melayu: Malaysia, Vietnam, Singapura, dan Thailand, menjadi saingan Indonesia.

Baca juga: Kisah Yuliana, Juara Dunia yang Tekuni Pencak Silat karena Trauma Dikeroyok Kakak Kelas (2)

Di antara mereka, Vietnam terkuat karena menjadi juara umum Asian Beach Games 2016. Vietnam pula yang dipercaya akan menjadi seteru terdepan bagi Indonesia dalam Asian Games kali ini.

Mendunia karena sejarahnya Anda tentu ingin tahu, darimana asal muasal bela diri kanuragan ini. Pencak silat menjadi menarik karena sejarahnya sangat kuno, hingga lebih tepat disebut legenda.

Atlet pelatnas pencak silat memperagakan jurus saat kunjungan Presiden Joko Widodo di Padepokan Pencak Silat TMII, Jakarta, Senin (6/8). Presiden optimis atlet pencak silat akan memperoleh lebih dari dua medali emas pada ajang Asian Games 2018.
Atlet pelatnas pencak silat memperagakan jurus saat kunjungan Presiden Joko Widodo di Padepokan Pencak Silat TMII, Jakarta, Senin (6/8). Presiden optimis atlet pencak silat akan memperoleh lebih dari dua medali emas pada ajang Asian Games 2018. (ANTARA FOTO/WAHYU PUTRO A)
Salah satu legenda yang sering diceritakan ibu kepada anaknya, kakek kepada cucunya. Kisahnya, ratusan tahun lalu, seorang perempuan ranah Minang, Sumatera Barat, menyaksikan perkelahian seekor harimau dan burung elang raksasa.

Teknik perkelahian kedua hewan inilah yang digunakan sang perempuan untuk membela diri ketika diganggu sekelompok penjahat.

Perempuan itu lalu mendirikan perguruan silat. Legenda lain di Minangkabau, silat (bahasa Minangkabau: silek) diciptakan oleh Datuk Suri Diraja dari Pariangan, Tanah Datar di kaki Gunung Marapi pada abad ke-11.

Kemudian silek dibawa dan dikembangkan oleh para perantau Minang ke seluruh Asia Tenggara. Dalam tulisan Hutomo Dwi, "Asal-usul Pencak Silat, Bela Diri Indonesia yang Mendunia", disebutkan, istilah "silat" sudah dikenal lama oleh masyarakat Asia Tenggara, mulai dari Indonesia, Malaysia, Brunei, Singapura, Thailand, dan Filipina.

Sedangkan di Indonesia, istilah "pencak" banyak dipergunakan di daerah Jawa, sedangkan "silat" digunakan di Sumatera, Semenanjung Malaya, dan Kalimantan.

Kini, istilah "pencak" lebih mengedepankan unsur seni dan penampilan keindahan gerakan, sedangkan "silat" menjadi inti ajaran bela diri dalam suatu pertarungan.

Indonesia juga memiliki beragam aliran pencak silat dengan ciri khas tersendiri. Misalnya di Jawa Barat, terkenal aliran Cimande dan Cikalong.

Di Jawa Tengah ada aliran pencak silat Merpati Putih, sedangkan di Jawa Timur terdapat aliran pencak silat Perisai Diri.

Silat atau pencak silat diperkirakan menyebar di Kepulauan Indonesia sejak abad ke-7 Masehi. Namun demikian, asal usulnya masih belum diketahui secara pasti.

Ada yang menyebutkan: Kerajaan Majapahit dan Sriwijaya dulu telah dikenal memiliki pendekar-pendekar besar dan menguasai olah kanuragan atau ilmu bela diri.

Selain itu bukti adanya seni bela diri dapat dilihat dari berbagai artefak senjata yang ditemukan dari masa klasik (Hindu-Budha) serta pada pahatan relief yang menggambarkan sikap kuda-kuda silat di Candi Borobudur dan Candi Prambanan.

Di masa berikutnya setelah hadirnya Islam, penyebarannya banyak dipengaruhi oleh kaum penyebar agama Islam di Nusantara pada abad ke-14.

Baca juga: Pencak Silat Target 4 Medali Emas pada Asian Games 2018

Ketika itu pencak silat diajarkan bersama-sama dengan pelajaran agama di surau atau pesantren. Ingat saja film Surau dan Silek yang dirilis tahun lalu di Indonesia.

Selain itu, pencak silat merupakan bagian tak terpisahkan dalam upacara adat di beberapa suku. Misalnya, kesenian tari randai yang tak lain adalah gerakan silek Minangkabau.

Kita juga segera dapat melihat pengaruh ilmu bela diri dari China dan India dalam pencak silat. Penyebabnya, sejak awal kebudayaan Melayu telah mendapat pengaruh dari kebudayaan yang dibawa oleh pedagang maupun perantau dari India, China, dan mancanegara lainnya.

Dengan sejarah pencak silat yang panjang dan membanggakan itu, Anda tentu tak ragu lagi membela para pesilat putera yang berlaga dalam ajang Asian Games 2018.

Wewey Wita.
Wewey Wita. (Fernando Randy/BOLA)
Dukung dan saksikan Wewey WITA, juara dunia 2012 dan 2015 serta SEA Games 2017, dan kawan-kawan pesilat lainnya.

Hadir langsung dan memberi semangat pada mereka, semoga menjadi jalan menyabet medali-medali emas di semua nomor yang dipertandingkan!

Jangan lupa, ajak anak-anak kita menonton ajang perebutan medali emas yang akan digelar di Padepokan Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur, mulai 23 Agustus 2018.

Ini cara kita mengenalkan karakter bangsa kita yang pemberani, jujur dan pembela kebenaran. Teriakkan: INDONESIA!

Editor : Amir Sodikin
Artikel Terkait


Close Ads X