BEIJING, KOMPAS.com - Ekspor
China per akhir Februari dilaporkan mengalami penurunan tajam dalam 7 tahun terakhir.
Otoritas Bea dan Cukai
China melaporkan ekspor negara itu turun 25,4 persen menjadi 126,1 miliar
dollar AS pada akhir bulan lalu. Angka tersebut lebih rendah dari perkiraan para ekonom melalui
pooling yang dilakukan oleh
Bloomberg.
Mengutip
AFP, Selasa (8/3/2016), angka tersebut merupakan data termutakhir yang semakin menguatkan kekhawatiran terhadap perekonomian
China yang akan
hard landing. Apalagi, sebelumnya negara tersebut telah memangkas target pertumbuhan ekonomi.
China merupakan negara dengan perdagangan barang terbesar dan menjadi kunci pertumbuhan ekonomi global. Namun demikian, berbagai perusahaan di negara itu tengah menghadapi kelesuan pasar lantaran perekonomian global yang masih belum bergeliat.
Melemahnya perekonomian
China juga berdampak ke negara-negara lain. Seperti
Australia, negara itu menghadapi rendahnya harga komoditas sebagai dampak dari lesunya ekonomi
China.
Adapun nilai impor
China terus turun dan memasuki bulan ke-16, dan sejauh ini telah turun sebesar 13,8 persen menjadi 93,6 miliar
dollar AS.
Sebelumnya dalam penjelasan resminya, otoritas Bea dan Cukai
China menyebutkan bahwa impor dan ekspor dengan negara-negara yang menjadi mitra utama negara tersebut mengalami pelemahan, termasuk produk permesinan dan kelistrikan.