Bursa Eropa Berakhir Menguat, Pelemahan Euro Dorong Saham Otomotif - Kompas.com
Minggu, 19 Mei 2024

Kaleidoskop 2016

Kaleidoskop 2016

Simak rangkuman peristiwa, informasi, dan ulasan topik hangat yang terjadi selama tahun 2016..

Bursa Eropa Berakhir Menguat, Pelemahan Euro Dorong Saham Otomotif

Rabu, 2 Maret 2016 | 07:40 WIB
Automotive News Ilustrasi: BMW i8 Spyder menuju produksi. Pada perdagangan saham Selasa (1/3/2016), saham BMW ditutup menguat 4,2 persen setelah CEO Harald Krueger optimistis adanya pertumbuhan penjualan tahun ini dari pasar China dan Eropa.
MILAN/LONDON, KOMPAS.com - Perdagangan saham di Eropa pada Selasa (1/3/2016) atau Rabu dini hari (WIB) berlangsung menarik.

Indeks FTSEurofirst 300 ditutup menguat 1,5 persen ke level 1.332,95 poin yang merupakan level tertinggi sejak 1 Februari 2016.

Indeks ini menguat setelah data manufaktur AS yang diatas ekspektasi membuat euro makin melemah.

Mata uang euro sebelumnya sudah lemah akibat survei manufaktur di Eropa yang kurang baik. Pelemahan ini mendorong euro turun terdalam dalam satu bulan, dibanding dollar AS.

Melemahnya euro mendorong penguatan saham otomotif, yang mendapatkan keuntungan dari pelemahan ini karena membuat harga ekspor lebih murah. Indeks STOXX Europe 600 Auto naik 3,1 persen sebagai kenaikan indeks sektoral tertinggi.

"Pasar dan saham otomotif terdorong pelemahan euro," kata Stefan de Schutter, pedagang saham di Alpha Trading di Frankfurt. Dia menambahkan, informasi seputar pasar China dari pameran mobil di Jenewa juga membantu naiknya saham otomotif.

Saham BMW naik 4,2 persen setelah CEO Harald Krueger mengatakan dia mengharapkan pertumbuhan penjualan tahun ini dari pasar China dan Eropa. Saham Peugeot dan Fiat juga naik 4,3 persen dan 5,3 persen, sementara saham Volkswagen naik 4,6 persen.

Di awal perdagangan bursa, pasar mendapat dorongan setelah aktivtas sektor manufaktur China turun dibanding ekspektasi di Februari, yang mana meningkatkan harapan agar otoritas di Beijing menambah atau mengumumkan stimulus.

Penulis: Aprillia Ika
Editor : Aprillia Ika
Sumber: Reuters