KOMPAS.com - Apple menorehkan sejarah baru di kuartal pertama 2016. Untuk pertama kalinya sejak 2007 lalu, penjualan iPhone menurun 16 persen. Akibatnya, pendapatan perusahaan teknologi asal Cupertino, AS tersebut anjlok dan profitnya menurun hingga 22,5 persen.
Persentase yang terpapar bahkan jauh di bawah prediksi penurunan dari beberapa firma analis pada akhir 2015 lalu. Kala itu, para analis memproyeksikan penjualan iPhone hanya akan menurun sbanyak 6 persen.
Baca: Pertama Dalam Sejarah, Penjualan iPhone Bakal Turun
Untuk angka riilnya, Apple hanya mengantungi profit 10,52 miliar dollar AS atau setara Rp 138,4 triliun di tiga bulan pertama 2016.
Sementara pada periode yang sama 2015 lalu, keuntungan Apple mencapai 13,57 miliar dollar AS atau sekitar Rp 178,5 triliun.
Gara-gara dollar
Menurut Apple, penurunan ini tak lepas dari dampak penguatan dollar. Harga produk Apple melambung tinggi di pasaran global, permintaan pasar pun menurun.
Alhasil, setelah delapan tahun melalang buana (iPhone pertama dirilis 2007) dengan pertumbuhan penjualan yang memuaskan, iPhone toh menemui titik jatuh.
Apple iPhone SE (tengah), diapit iPhone 5S (kiri) dan iPhone 6S. Gambar tidak sesuai skala
Apple hanya berhasil menjual sebanyak 51,19 juta unit
iPhone dari berbagai model pada kuartal pertama 2016 ini. Padahal, pada kuartal serupa 2015 lalu, penjualan
iPhone mencapai 61,17 juta unit.
"Ini adalah rintangan yang sulit, tapi tak akan mengubah apa pun di masa mendatang. Masa depan sangat bersinar," kata CEO Apple Tim Cook, sebagaimana dilaporkan
The Wall Street Journal dan dihimpun
KompasTekno, Rabu (27/4/2016).
Cook mengaku pengguna
iPhone tak lagi gencar memperbarui ponselnya ke seri terbaru. Namun, masih banyak pengguna yang beralih dari
Android ke
iPhone.
Pengganti Steve Jobs tersebut mengklaim jumlah pengguna
Android yang beralih ke
iPhone mencapai angka terbanyak dalam enam bulan terakhir sejak Oktober 2015.
Tentu Cook berhak mengklaim. Sayangnya, klaim itu tak dibarengi dengan beberan data yang memperkuat asumsinya.
Bukan akhir segalanya
Kenyataan ini memang pahit bagi Apple. Selama ini, vendor tersebut tetap tegak berjaya di kala vendor
smartphone lain (
Android, BlackBery, Windows) terseok-seok menghadapi persaingan yang makin gesit.
Namun laporan per kuartal tentu bukan akhir dari segalanya. Apple masih mengantungi kas keras sebesar 233 miliar
dollar AS atau sekitar Rp 3.065 triliun. Belum lagi ditambah dengan layanan Apple dan aset lainnya yang tersebar di mana-mana.
Lagi pula, layanan Apple Music kini diklaim memiliki 13 juta pelanggan berbayar. Angka itu meningkat dua juta dari jumlah pelanggan 11 juta yang diumumkan Februari lalu. Tentunya itu bisa menjadi penghasilan sampingan Apple.
"Kami sangat senang dengan pertumbuhan yang kuat dari lini layanan. Terima kasih untuk ekosistem Apple yang kokoh," Cook menuturkan.