KOMPAS.com - Produsen kamera GoPro resmi menjadi perusahaan publik setelah menjual saham perdananya ke publik di bursa Nasdaq, New York,
Amerika Serikat, Kamis (26/6/2014). GoPro mencatatkan sahamnya dengan kode GPRO.
GoPro menjual 17,8 juta lembar saham dengan harga 24
dollar AS per lembar. Hal itu membuat perusahaan mendapatkan dana sekitar 427,20 juta
dollar AS.
Harga saham GoPro sempat melonjak di perdagangan sesi pertama mencapai 30
dollar AS, yang membuat nilai perusahaan menjadi 3 miliar
dollar AS.
GoPro selama ini dikenal sebagai kamera untuk para pecinta olahraga ekstrim, termasuk peselancar dan pemain ski. Kamera GoPro juga menjadi populer di kalangan musisi seperti The Rolling Stones dan Foo Fighters. Perusahaan ini menerima penghargaan Emmy Award tahun 2013 atas kontribusinya dalam industri televisi.
GoPro, yang berbasis di San Mateo, California,
Amerika Serikat, didirikan oleh Nicholas Woodman (39 tahun) yang kini menjabat sebagai CEO.
Ia mengembangkan GoPro setelah mendapatkan ide ketika berselancar di
Australia. Sedikit demi sedikit ia mengumpulkan dana untuk mengembangkan kamera dengan menjual kalung kerang di pantai California.
Produk pertama yang dibuat Woodman adalah kamera film 35mm yang diikat di pergelangan tangan dan dijual seharga 30
dollar AS di toko-toko olahraga ekstrim. Pada 2009, GoPro meluncurkan kamera digital pertamanya yang mendukung video beresolusi tinggi (
high definition/HD).
Woodman kini memiliki 48 persen saham di GoPro dan menjadi pemegang saham mayoritas. Di penjualan saham perdana GoPro ini, ia menjual 3,6 juta saham atau setara dengan 85,5 juta
dollar AS.
Perusahaan lain yang memiliki saham di GoPro adalah Riverwood Capital, Sageview Capital Partners, dan Foxconn Technology Group.
Seiring dengan popularitas yang diraih, GoPro meraup pendapatan signifikan hampir 1 miliar
dollar AS pada 2013, tumbuh 88 persen dari tahun sebelumnya. Laba bersih GoPro pada 2013 mencapai 61 juta
dollar AS, atau tumbuh dua kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya.
Dalam dokumen pengajuan penjualan saham kepada publik, tercatat bahwa GoPro terpaksa memangkas margin keuntungannya menjadi 37 persen pada tahun 2013 dari 43 persen pada 2012, karena biaya penelitian dan pengembangan yang naik dua kali lipat.
GoPro bulan ini merekrut Tony Bates untuk duduk di posisi Presiden. Bates adalah mantan eksekutif
Microsoft yang sebelumnya disebut-sebut sebagai salah satu kandidat CEO
Microsoft.