Erick Thohir: Pertalite Disubsidi, tapi kalau Pertamax Naik, Ya Mohon Maaf...

Rabu, 30 Maret 2022 | 20:38 WIB

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan, manusia harus menjadi pusat inovasi dengan knowledge based economy. Dengan begitu, Indonesia bisa mencapai pertumbuhan ekonomi yang sejalan dengan visi Indonesia Emas. Dok. Humas USU Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan, manusia harus menjadi pusat inovasi dengan knowledge based economy. Dengan begitu, Indonesia bisa mencapai pertumbuhan ekonomi yang sejalan dengan visi Indonesia Emas.

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir berbicara mengenai kebijakan terkait bahan bakar minyak (BBM). Ia bilang, BBM jenis Pertalite atau RON 90 telah diputuskan pemerintah untuk menjadi Jenis BBM Khusus Penugasan (JBKP).

Artinya, Pertalite menjadi BBM yang distribusinya diatur pemerintah ke wilayah penugasan dan dapat disubsidi melalui skema pemberian kompensasi kepada PT Pertamina (Persero).

Baca juga: Diisukan Bakal Naik, Cek Harga Pertamax dan Pertalite di Semua SPBU

Namun berbeda dengan Pertalite, BBM jenis Pertamax tetap berstatus BBM non-subsidi. Itu berarti harga Pertamax akan mengikuti pergerakan harga minyak dunia, alias tidak disubsidi oleh pemerintah.

Erick pun mengungkapkan, bahwa ada kemungkinan Pertamax akan naik dalam waktu dekat. Hal ini mengingat harga minyak mentah dunia yang trennya terus naik hingga kini di atas 100 dollar AS per barrel.

Baca juga: Harga Minyak Tinggi, Harga Keekonomian Pertamax Bisa Tembus Rp 16.000 per Liter di April

"Kalau Pertamax naik ya, mohon maaf..."

"Pemerintah sudah memutuskan Pertalite dijadikan subsidi, tapi Pertamax tidak. Jadi kalau Pertamax naik, ya mohon maaf, tapi kalau Pertalite disubsidi," ungkapnya dalam kuliah umum di Universitas Hasanuddin yang ditayangkan melalui YouTube, Rabu (30/3/2022).

Menurutnya, pemerintah berusaha terus berusaha untuk hadir bagi masyarakat dengan memberikan subsidi pada komoditas tertentu dan memberikan bantuan sosial bagi yang membutuhkan.

Kali ini melalui subsidi BBM jenis Pertalite.

Baca juga: Pertalite Jadi BBM Penugasan, Premium Dihapus?

Pertalite jadi BBM penugasan

Sebelumnya, Kementerian ESDM memang telah menetapkan Pertalite menjadi BBM penugasan yang Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 37.K/HK.02/MEM.M/2022 tentang Jenis Bahan Bakar Khusus Penugasan. Aturan ini diteken pada 10 Maret 2022 oleh Menteri ESDM Arifin Tasrif.

Sejalan dengan keputusan tersebut, pemerintah menetapkan kuota Pertalite pada tahun ini sebanyak 23,05 juta kiloliter (KL). Adapun harga jual eceran JBKP untuk jenis bensin RON 90 di titik serah ditetapkan sebesar Rp 7.650 per liter.

Di sisi lain, sinyal kenaikan harga Pertamax memang sudah mencuat beberapa minggu terakhir. Kementerian ESDM menyebut harga keekonomian BBM RON 92 atau setara Pertamax diperkirakan mencapai Rp 16.000 per liter pada April 2022.

Padahal saat ini Pertamina diketahui masih menjual Pertamax di kisaran harga Rp 9.000-Rp 9.400 per liter. Artinya ada gap yang tinggi antara harga jual dan harga keekonomian Pertamax.


Menkeu: Pertamax bukan BBM subsidi

Sementara itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati yang berkomentar bahwa Pertamax selama ini dikonsumsi oleh masyarakat golongan atas. Menurutnya, Pertamax bisa saja terkena imbas dari kenaikan harga minyak dunia karena termasuk BBM non-subsidi.

"Pertamax bisa saja terkena imbas kenaikan harga minyak dunia karena termasuk BBM yang enggak disubsidi dan dia konsumsi masyarakat golongan atas," ungkapnya dalam acara CNBC Indonesia Economic Outlook 2022, Selasa (22/3/2022).

Sedangkan Sementara Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengusulkan perlu adanya penyesuaian ulang harga jual Pertamax. Menurutnya, jika Pertamax tetap dijual dengan harga kisaran Rp 9.000 per liter, itu artinya Pertamina malah mensubsidi mobil-mobil mewah.

Ia mengatakan, porsi konsumsi Pertamax sekitar 13 persen dari total konsumsi BBM nasional, yang sebagian besar penggunanya adalah masyarakat mampu atau pemilik mobil mewah.

"Jadi bisa dikatakan sekarang ini Pertamina mensubsidi Pertamax. Jadi ini perlu dihitung ulang supaya ada keadilan, jangan sampai Pertamina beri subsidi besar kepada mobil mewah yang pakai Pertamax," ujar Arya kepada media, Selasa (22/3/2022).


Penulis : Yohana Artha Uly
Editor : Aprillia Ika