2 Santri Aniaya Guru Agama hingga Tewas, Pelaku Awalnya Berniat Bikin Korban Pingsan gara-gara Ponselnya Disita

Sabtu, 26 Februari 2022 | 12:19 WIB

Polisi saat menggelar olah TKP di pondok pasantren Darus As'sadah di Samarinda, Kalimantan Timur (Kaltim), Rabu (23/2/2022). Dok. Inafis Polresta Samarinda Polisi saat menggelar olah TKP di pondok pasantren Darus As'sadah di Samarinda, Kalimantan Timur (Kaltim), Rabu (23/2/2022).

KOMPAS.com - Dua santri di Samarinda, Kalimantan Timur, berinisial HR dan AA, diamankan polisi.

Kedua santri berusia 15 tahun itu menganiaya guru agamanya, EHP (43), hingga tewas pada Rabu (23/2/2022).

Peristiwa ini bermula saat guru agama salah satu pondok pesantren di Samarinda itu menyita ponsel pelaku saat pelajaran berlangsung, Selasa (22/2/2022).

Kepala Kepolisian Resor Kota (Kapolresta) Samarinda Kombes Pol Ary Fadli mengatakan, kedua remaja itu awalnya hanya berniat membuat korban pingsan.

Pelaku melakukan perbuatan itu agar bisa mengambil kembali ponsel milik HR yang disita korban.

Saat beraksi, kedua pelaku menyamarkan dirinya. AB memakai sebuah topeng monyet, sedangkan HR mengenakan jaket bertutup kepala (hoodie).

Pengeroyokan dilakukan pada Rabu sekitar pukul 05.30 Wita.

Baca juga: Guru Agama di Samarinda Tewas Dianiaya Murid yang Disita Ponselnya

Adapun lokasi penganiayaan berada sebuah jalan di Kelurahan Mugirejo, Kecamatan Samarinda Utara.

Penganiayaan dilakukan oleh pelaku menggunakan balok kayu.

"Kebetulan di lokasi tersebut terdapat balok-balok kayu sisa bangunan. Jadi masing-masing dari mereka mengambil satu untuk memukul korban," ujar Ary dalam jumpa pers, Jumat (25/2/2022), dikutip dari Tribun Kaltim.

Dari barang bukti yang diamankan polisi, salah satu kayu terdapat sebuah paku. Hal itu diduga menyebabkan luka korban begitu berat.

Akibat dianiaya pelaku, korban menderita luka di bagian kepala, leher, dan punggung.

Usai menganiaya korban, pelaku melarikan diri.

Sebelum meninggal, EHP sempat menjalani perawatan intensif selama di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Abdoel Wahab Sjahranie.

Baca juga: Gunakan Topeng Monyet, Ini Kronologi Dua Santri Aniaya Guru Agama hingga Tewas gara-gara Ponsel Disita


 

Keterangan warga

Ilustrasi pembunuhan.Shutterstock Ilustrasi pembunuhan.

Menurut salah seorang warga, Eki (33), korban ditemukan berada di samping pondok pesantren tersebut.

"Korban ini sepertinya habis shalat. Soalnya masih pakai baju koko dan sarung," ucap warga yang turut mengantar korban ke rumah sakit ini, dilansir dari Tribun Kaltim.

Warga lainnya, Tejo (46), menuturkan, dirinya dan korban sempat menjalankan shalat Subuh di masjid.

Selepas shalat, Tejo dan korban pulang bersama. Mereka berpisah di persimpangan.

Baca juga: 5 Fakta Kebakaran Pesantren di Karawang, 8 Santri Anak Tewas hingga Dugaan Api dari Kipas Angin Rusak

Ketika Tejo berjalan sekitar 50 meter, dia mendengar teriakan dan keributan di persimpangan tadi.

Tejo berputar balik. Di lokasi kejadian, dia menemukan dua orang tengah menatap seorang pria yang tergeletak bersimbah darah di jalanan tersebut.

"Ketika saya dekati, astagfirullah. Baru saja shalat bersama mendadak kritis begitu," ungkapnya, dikutip dari Tribunnews.

Baca juga: Kisah Alif, Santri yang Tewas Saat Kebakaran Pesantren di Karawang, Sempat Berusaha Tolong Temannya

Usai menghubungi pihak pondok pesantren, Tejo membantu mengangkat korban dan membawanya ke rumah sakit.

"Pas dibawa ke RS, almarhum masih napas, tapi sudah tidak bisa mengeluarkan suara sedikit pun," terangnya.

Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Samarinda, Zakarias Demon Daton | Editor: Teuku Muhammad Valdy Arief)

Artikel ini telah tayang di TribunKaltim.co dengan judul Dua Santri di Samarinda Pukul Ustadz Pakai Balok Kayu Berpaku Sebanyak 7 Kali hingga Tewas

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul 4 Fakta Santri Bunuh Ustaz di Samarinda, Pelaku Mau Ambil Ponsel dan Dilakukan Usai Korban Salat

 


Penulis : Reza Kurnia Darmawan
Editor : Reza Kurnia Darmawan