Tanggapan Adiputro Soal Selendang Dream Coach Buatan Body Repair

Sabtu, 4 Desember 2021 | 08:22 WIB

Bus PO Cahaya Trans di Body Repair Bus 99INSTAGRAM/BODYREPAIRBUS99 Bus PO Cahaya Trans di Body Repair Bus 99

JAKARTA, KOMPAS.com – Karoseri Adiputro merupakan salah satu karoseri besar yang ada di Indonesia. Salah satu produk buatannya yang belum lama hadir di Indonesia adalah bodi Jetbus Dream Coach.

Bodi Dream Coach ini punya beberapa komponen yang membedakan dengan bodi standar, misalnya bagian selendang. Sebelumnya, selendang bodi Jetbus menggunakan model Voyager, sedangkan untuk Dream Coach, bentuknya berbeda.

Selendang Dream Coach bentuknya vertikal, sehingga membuat penumpang nyaman untuk melihat ke arah samping dari kabin. Bisa di bilang selendang Dream Coach ini hal yang baru, namun sebuah karoseri body repair sudah membuat versinya sendiri.

Baca juga: Mulai Pekan Depan, Pelayanan SIM di Semarang Dilakukan secara Virtual

 

Melalui akun Repairbodybus99 di Instagram, terlihat satu unit bus milik PO Cahaya Trans yang baru selesai diperbaiki bodinya. Salah satu yang diubah dari bodi bus berkelir kuning ini adalah penggunaan selendang Dream Coach.

Jika dilihat sekilas, memang bentuknya mirip dengan buatan Karoseri Adiputro. Menanggapi hal tersebut, Supervisor Finishing Bus Karoseri Adiputro Yohan Setiawan mengatakan kalau bentuknya tidak mirip dengan buatan Adiputro.

“Memang ada yang buat body repair, cuma ukurannya agak dikecilkan. Jadi seperti dipaksakan, tidak melihat keindahan dari tampilan bus,” ucap Yohan kepada Kompas.com, Jumat (3/12/2021).

Baca juga: Belajar dari Kejadian Transjakarta Tabrak Pos Polisi, Jangan Simpan Barang di Ruang Kaki Sopir

Yohan juga mengatakan, memang selendang tersebut sekilas mirip, tapi dari detailnya agak berbeda. Mengenai bentuknya yang terpaksa, bengkel body repair ini sebenarnya cuma mengikuti keinginan dari customer saja.

“Menurut saya memang body repair enggak bisa buat model, akhirnya ya asal sesuai permintaan pelangganya,” ucap Yohan.


Penulis : Muhammad Fathan Radityasani
Editor : Agung Kurniawan