YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) darurat DI Yogyakarta selama kurang lebih hampir dua minggu berdampak pada penurunan mobilitas warga di pusat keramaian.
Namun, berdasarkan evaluasi Pemerintah DI Yogyakarta, terjadi peningkatan sebanyak 19 persen mobilitas warga di perumahan.
"Dari evaluasi kita yang agak memprihatinkan kita adalah mobilitas penduduk di dalam perumahan. Jadi warga kita ini mobilitas di dalam perumahan ada kenaikan 19 persen," kata Sekretaris Daerah (Sekda) DI Yogyakarta, Kadarmanta Baskara Aji kepada wartawan, Senin (19/7/2021).
Baca juga: Jelang Idul Adha, Satgas Covid-19 Yogyakarta Ingatkan Ancaman Varian Delta
Padahal, kata dia, penularan saat ini berada pada lingkup keluarga dan tetangga, sehingga kenaikan mobilitas ini butuh perhatian khusus.
"Sekarang banyak klaster keluarga dan tetangga ini yang harus diperhatikan," imbuh Aji.
Data tersebut diambil melalui Google Traffic dan Facebook Mobility.
Menurut Aji, meningkatnya mobilitas di perumahan ini belum tentu didasari dengan kepentingan yang mendesak.
Dia meminta Satgas Covid-19 di tingkat RT berperan aktif untuk mengurangi mobilitas warga perumahan.
"Kita aktifkan satgas di RT-RT supaya bisa mengawasi masyarakat di situ untuk tidak saling nangga (bertamu). Kalau ada keperluan harus pakai masker," katanya.
Baca juga: 6 Strategi Sri Sultan Antisipasi Merebaknya Varian Delta di Yogyakarta
Sementara itu, Kepala Satpol PP DI Yogyakarta Noviar Rahmat menambahkan, meningkatnya mobilitas 19 persen disinyalir karena warga yang melakukan work from home (WFH) tidak benar-benar bekerja dari rumah.
"Anak-anak daring banyak berkeliaran," kata dia.
Noviar meminta peran satgas di tingkat kelurahan memantau dan memberi edukasi kepada masyarakat di sekitar perumahan.
"Karena kemarin pemantauan melalui Facebook Mobilty tidak hanya Pemerintah DI Yogyakarta tapi dari pusat memantau. Data 19 persen dari Menko Marves," ungkapnya.
Penulis | : | Kontributor Yogyakarta, Wisang Seto Pangaribowo |
Editor | : | Dony Aprian |