Curhat Viral Nakes RSUD Saptosari Gunungkidul soal Oksigen Habis, Ini Kata Dinkes

Senin, 5 Juli 2021 | 15:36 WIB

Ilustrasi tabung oksigenSamuel Ramos/Unsplash.com Ilustrasi tabung oksigen

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, membantah kabar tentang habisnya stok oksigen di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Saptosari yang sempat viral di media sosial.

"Tidak pernah kosong kok," kata Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul Dewi Irawaty kepada Kompas.com melalui telepon, Senin (5/7/2021).

Pasien dalam perawatan dan membutuhkan oksigen diklaim masih bisa terlayani dengan baik.

Baca juga: Krakatau Steel Sediakan Oksigen Gratis untuk DKI Jakarta dan Banten

Namun, Dewi mengakui kedatangan oksigen dari supplier membutuhkan waktu dan bertahap.

"O2 (Oksigen) tetap mengalir, tapi bertahap, misalnya bisa bertahan satu hari, kemudian datang lagi untuk satu hari (berikutnya)," ucap Dewi.

Hal serupa dikatakan oleh Direktur RSUD Saptosari Eko Darmawan.

Dia mengakui salah satu nakesnya membagikan pengalaman tentang kosongnya oksigen di RSUD Saptosari melalui akun media sosialnya.

Beberapa saat kemudian setelah diunggah sebenarnya datang 10 tabung dari suplier oksigen.

Baca juga: Pasokan Oksigen 2 RS Covid-19 di Gunungkidul Tergantung dari Penyuplai

Eko menyebutkan, oksigen tidak pernah sampai kosong sama sekali seperti yang terjadi di beberapa rumah sakit di DIY.

Sebab, RSUD Saptosari memiliki cadangan oksigen yang bisa digunakan.

Namun, Eko merasa kondisi ini perlu dicarikan solusi jangka panjangnya.

"Kalau tidak dicarikan solusi bisa kolaps," kata Eko


Eko sudah menyiapkan beberapa alternatif solusi agar tidak kekurangan oksigen.

Untuk jangka pendek, bekerja sama dengan beberapa rumah sakit swasta yang masih memiliki oksigen untuk dipinjam terlebih dahulu, nanti jika kiriman sudah datang maka akan dikembalikan.

Hal ini sudah berjalan, dan bisa mengamankan oksigen yang dibutuhkan RSUD Saptosari.

Untuk jangka menengah, pihaknya menyiapkan membeli generator pembuat oksigen sendiri mirip di RSUD Wonosari.

Baca juga: Permintaan Oksigen di RSUD Kanujoso Balikpapan Naik Tiga Kali Lipat

Dalam beberapa hari ke depan RSUD Saptosari sudah menyiapkan infrastruktur, dan harapannya untuk tahap pertama bisa memproduksi oksigen untuk skala kecil, kemudian akan ditambah kapasitasnya secara bertahap.

"(Tahap awal) Kapasitasnya tidak besar, tapi saya berharap masuk dulu, bisa beroperasi nanti di-upgrade kompresornya sampai seluruh bed terpenuhi," ucap Eko

Eko mengatakan, dengan kondisi saat ini, semakin banyak orang terkonfirmasi positif.

Dia berharap masyarakat untuk patuh protokol kesehatan seperti menggunakan masker, dan menjaga jarak.

Selain itu, vaksinasi terus ditingkatkan. Sebab, jika tidak, fasilitas kesehatan akan kesulitan untuk menampung pasien.

Baca juga: Perawat Puskesmas Dikeroyok Saat Pertahankan Tabung Oksigen yang Akan Diambil Paksa, Ini Faktanya

Seperti di RSUD Saptosari, pihaknya sudah kesulitan untuk menerima pasien Covid-19.

Untuk ruangan masih bisa menampung sampai puluhan orang, tetapi tenaga kesehatan yang terbatas, apalagi oksigen yang masih terbatas.


Dari data yang diterimanya, saat ini RSUD Saptosari menampung 15 orang, separuh di antaranya harus menggunakan oksigen penuh.

Sisanya, masih bisa beraktivitas tanpa oksigen.

"Kalau itu (protokol kesehatan dan Vaksin) sudah terkondisi bagus. Insya Allah bisa memberikan kesempatan kepada fasilitas kesehatan rujukan untuk menata. Ini kan tidak ada kesempatan untuk menata, sekali datang blek. Sudah kacau," kata Eko.

Baca juga: Keroyok Perawat Puskesmas untuk Ambil Paksa Tabung Oksigen, 3 Pelaku Ngaku Keluarga Pejabat

Dari data Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul peningkatan kasus sampai Minggu (4/7/2021) penambahan kasus mencapai 409 kasus, dari jumlah itu ada 11 kematian.

Untuk kasus sembuh ada 147 kasus.

Dengan demikian, jika ditotal ada sebanyak 7.752 kasus, kesembuhan 4567 kasus. Sementara untuk kasus masih dalam perawatan 2.879 kasus, dan 306 kasus kematian.


Penulis : Kontributor Yogyakarta, Markus Yuwono
Editor : Teuku Muhammad Valdy Arief