Rumah Sakit Rujukan Covid-19 di Banyuwangi Kekurangan Nakes

Minggu, 4 Juli 2021 | 18:40 WIB

 Ilustrasi tenaga kesehatan dalam penanganan Covid-19 (Dok. Shutterstoc/ Pordee_Aomboon) Ilustrasi tenaga kesehatan dalam penanganan Covid-19

BANYUWANGI, KOMPAS.com - Rata-rata rumah sakit rujukan Covid-19 di Banyuwangi membutuhkan tambahan tenaga kesehatan.

Hal ini disampaikan Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani saat berkeliling rumah sakit untuk memantau penanganan Covid-19, Minggu (4/7/2021).

Ipuk berkeliling ke tiga rumah sakit di kawasan selatan Banyuwangi, yaitu RSUD Genteng, RS Al Huda, dan RS Graha Medika.

Di tiga tempat tersebut, dia memantau kapasitas ruang ICU dan isolasi, SDM tenaga kesehatan, sarana alat kesehatan, dan lainnya.

"Di RSUD Genteng masih ada ruangan di lantai dua dan siap kami tambah minimal 12 bed. Namun, kendalanya memang ada di tenaga kesehatan, kami kekurangan. Kami butuh tambahan 19 tenaga kesehatan," kata Plt Direktur RSUD Genteng, dr Rudi Hartawan dikutip dari rilis Pemkab Banyuwangi, Minggu.

Baca juga: Ganjar Marahi Mahasiswa Positif Covid-19 yang Tolak Pakai Masker: Rasional Sedikit, Mas

Rudi mengatakan, saat ini tingkat keterisian tempat tidur (BOR/bed occupancy rate) di RSUD Genteng 75 persen.

”Kami siapkan tambahan bed sesuai instruksi Ibu Bupati,” ujar Rudi.

Tidak hanya RSUD Genteng, tantangan soal ketersediaan nakes yang sama juga dialami oleh RS Al Huda.

RS yang terletak di Kecamatan Gambiran Banyuwangi tersebut saat ini merawat 85 pasien.

Baca juga: Debat dengan Ganjar, Mahasiswa Positif Covid-19: Memutuskan Tak Pakai Masker Boleh Dong, Pak



Ilustrasi petugas medis mengenakan APD.Freepik Ilustrasi petugas medis mengenakan APD.
Direktur RS AL Huda dr Indiati mengatakan, pihaknya sebenarnya bisa mengoptimalkan ruangan yang ada menjadi 103 tempat tidur, namun terkendala masalah nakes yang siap merawat.

"Kami sudah menyiapkan akan menambah kapasitas di ICU dan isolasi tapi kami butuh tambahan tenaga medis," kata Indiati.

Tantangan ketersediaan nakes juga dialami RS Graha Medika.

”Memang ketersediaan tenaga kesehatan menjadi kebutuhan RS-RS saat ini. Juga kami terkendala biaya operasional yang belum turun dari Kementerian Kesehatan,” ujar Direktur RS Graha Medika, dr Yesi Kurnia Daliyanti.

Ipuk menyampaikan rasa terima kasih yang mendalam kepada semua pengelola rumah sakit dan para tenaga kesehatan yang terus berjuang menangani covid-19 di tengah berbagai tantangan.

“Saya sangat berterima kasih karena semua RS dan tenaga kesehatan terus berikhtiar, tidak menyerah meski kami tahu sangat susah kondisinya di situasi saat ini,” kata Ipuk.

Baca juga: Angka Kematian akibat Covid-19 di Banyuwangi Capai 736 Orang, Ini Penyebabnya

Dia mengatakan, ketersediaan nakes menjadi tantangan karena saat ini sebagian nakes juga terpapar Covid-19 dan masih harus menjalankan isolasi.

Pemkab Banyuwangi pun akan merekrut relawan tenaga kesehatan untuk ditugaskan membantu penanganan di RS.

RSUD Blambangan telah membuka pendaftaran relawan, mulai dari dokter, bidan, petugas oksigen, hingga juru rawat jenazah.

Total ada 53 relawan yang direkrut oleh RSUD Blambangan.

"Rencananya, RSUD Genteng juga segera melakukan hal yang sama. Kami juga akan atur skema bagaimana memfasilitasi kebutuhan tenaga medis di RS rujukan covid-19 lainnya,” kata dia.

Baca juga: Viral, Video Restoran Ramai Tanpa Prokes, Pengunjung: Padang Aman, Tidak Takut Corona

Ipuk terus mengingatkan warga untuk terus disiplin pada penegakan protokol kesehatan.

”Saat ini petugas tenaga kesehatan terbatas, kapasitas RS juga terbatas. BOR di Banyuwangi sudah 80 persen. Mari sayangi diri sendiri dan keluarga dengan taat protokol kesehatan. Bukan untuk siapapun, tapi untuk warga dan keluarganya sendiri,” pungkas Ipuk.

Sebelumnya diberitakan, Banyuwangi, Jawa Timur kini berstatus zona merah Covid-19.

Angka kasus Covid-19 yang terus bertambah setiap harinya membuat Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Blambangan Banyuwangi membutuhkan tambahan tenaga.

Rumah sakit milik Pemkab Banyuwangi ini membuka lowongan relawan, mulai tenaga dokter umum, perawat, analis laboratorium, radiografer, juru rawat jenazah, petugas oksigen, dan petugas kebersihan (housekeeping).

Baca juga: Ganjar Marahi Mahasiswa Positif Covid-19 yang Tolak Pakai Masker: Rasional Sedikit, Mas

Direktur RSUD Blambangan, dr Indah Sri Lestari mengatakan, tenaga relawan dibutuhkan untuk membantu karena kasus Covid-19 terus melonjak.

Kemudian terdapat beberapa tenaga medis yang harus melakukan isolasi mandiri.

Selain itu, tambahan tenaga ini juga dibutuhkan untuk mendukung penerapan PPKM Darurat yang mulai diterapkan di Banyuwangi mulai 3 Juli hingga dua minggu ke depan.

Indah mengatakan, relawan tersebut nantinya akan bekerja minimal selama satu bulan, dan tidak menutup kemungkinan akan dilakukan perpanjangan.

"Selama bekerja para relawan akan mendapat intensif sesuai standar yang ada di RSUD Blambangan. Untuk sementara bekerja selama satu bulan, tapi bisa diperpanjang," kata dr. Indah.


Penulis : Kontributor Bali, Imam Rosidin
Editor : Pythag Kurniati