Stok Oksigen RS Tak Seimbang di Jawa Barat, Ini Solusi dari Ridwan Kamil

Kamis, 1 Juli 2021 | 21:30 WIB

Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil saat memberikan keterangan dalam konferensi pers lewat video (daring) dari Gedung Pakuan, Kota Bandung, Rabu (30/6/2021).DOK. Humas Pemprov Jabar Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil saat memberikan keterangan dalam konferensi pers lewat video (daring) dari Gedung Pakuan, Kota Bandung, Rabu (30/6/2021).

BANDUNG, KOMPAS.com - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan akan menyiapkan manajemen distribusi oksigen ke rumah sakit.

Pria yang akrab disapa Emil itu menunjuk Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) PT Jasa Sarana sebagai suplier oksigen.

"Sudah kami tugaskan di Jabar yaitu BUMD Jasa Sarana sebagai tim yang melakukan suplai oksigen untuk seluruh rumah sakit di Jabar," kata Emil dalam konferensi pers virtual, Kamis (1/7/2021).

Baca juga: Ridwan Kamil: Maaf Warga Jabar, 27 Daerah Akan Alami Situasi Tak Menyenangkan 2 Minggu ke Depan

Emil menuturkan, secara umum ketersediaan oksigen untuk rumah sakit di Jabar masih memadai.

Hanya saja, stok oksigen di tiap daerah tidak seimbang dengan kebutuhan tiap rumah sakit.

"Oksigen ini, Jabar pada umumnya terkendali. Hanya neraca antar daerahnya yang sedang kami perbaiki. Jadi secara provinsi memadai, tapi misalkan kalau ada satu seperti Depok krisis, maka kami ambil dari Bandung Raya dan sekitarnya yang punya keluangan dari sisi suplai oksigen," tuturnya.

Baca juga: Jabar Bersiap Lockdown 700-an RT di 11 Zona Merah, Ridwan Kamil: Anggarannya Sekitar Rp 2,8 M Per Hari

Pola subsidi silang itu menurutnya diharapkan mampu menambal kekurangan oksigen di daerah yang sedang membutuhkan.

"Sehingga kami nanti punya data daerah mana yang kelebihan dan kekurangan, kita bisa subsidi silang dengan manajemen yang seperti ini," tambahnya.

Kemudian, Emil juga terus memaksimalkan ruang isolasi di desa atau kelurahan untuk mengurangi beban keterisian pasien di rumah sakit.

Lalu, gedung pusat pemulihan juga akan diperbanyak untuk menampung pasien yang dalam masa pemulihan.


"Kita akan terus memperkuat isolasi di desa agar semua tidak langsung ke rumah sakit. Kemudian akan memindahkan yang sembuh di rumah sakit ke pusat pemulihan seperti hotel, apartemen dan gedung kedinasan sehingga insya allah akan mengurangi BOR atau keterisian tempat tidur untuk pasien Covid-19," kata Emil.

Selain itu, ia juga sedang menghitung kebutuhan tenaga kesehatan (Nakes) untuk disebar ke sejumlah rumah sakit atau pusat pemulihan.

"Termasuk juga kita sedang menghitung penambahan nakes karena seiring waktu, relawan nakes itu juga akan kita tambah 400 orang dari dana APBD provinsi juga sudah kita lakukan," jelasnya.


Penulis : Kontributor Bandung, Dendi Ramdhani
Editor : I Kadek Wira Aditya